www.portalkabar.id – Di tengah maraknya tren kedai kopi yang menawarkan konsep modern, Gartenhaus Co-Working Space di Malang berhasil mempertahankan identitasnya yang unik. Dengan konsep hutan kota, tempat ini tidak hanya menarik perhatian warga lokal dan mahasiswa, tetapi juga berhasil memikat wisatawan asing dari Eropa.
Kedai kopi ini menjadi oasis hijau di tengah hiruk pikuk Kota Malang, menjadikan suasana yang nyaman bagi siapa saja yang berkunjung. Seorang wisatawan asal Jerman bahkan menilai tempat ini sebagai “comfy zone” yang nyaman untuk bersantai sambil menikmati kopi.
Robby Uryfans, pendiri dan pengelola Gartenhaus, menjelaskan bahwa daya tarik utama kedai ini terletak pada konsepnya yang berbeda dari kedai kopi lainnya. Ia menggambarkan tempat ini sebagai tempat “ngopi-ngopi di kebun di tengah kota,” yang menghadirkan suasana alami bagi pengunjungnya.
Ada lebih dari sekadar atmosfer yang ditawarkan Gartenhaus; mereka juga memiliki menu andalan yang disebut Kopi Cube. Minuman inovatif ini menyajikan kopi beku dalam bentuk es batu, disiram dengan susu, menawarkan pengalaman menikmati kopi yang segar dan tak terlupakan. Harga minuman di tempat ini cukup terjangkau, dibandingkan dengan variasi menu yang ditawarkan.
Nama Gartenhaus memiliki kisah unik di baliknya. Robby mengungkapkan bahwa nama tersebut berasal dari bahasa Jerman yang berarti rumah kebun. Sebelumnya, rumah ini digunakan oleh orang Jerman yang mengontrak dan menamakannya sesuai dengan banyaknya kebun di sekitarnya.
Tak heran jika Gartenhaus menjadi lokasi yang selalu ramai pengunjung dari pertama kali dibuka hingga saat ini. Dengan tiap sudut yang dipenuhi tanaman hijau, kedai ini memang menawarkan suasana menyegarkan dan menenangkan bagi setiap orang yang datang.
Kedai Kopi yang Beroperasi Sejak Tahun 2016
Kedai kopi ini mulai beroperasi sejak tahun 2016 dan tetap buka setiap hari dari Selasa hingga Minggu. Jam operasional mereka adalah pukul 10.00 hingga 23.00 WIB, memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk menikmati suasana yang nyaman ini.
Awalnya, Gartenhaus menargetkan mahasiswa sebagai fokus utama pasar mereka. Dengan dukungan dari teman-teman dan juga platform media sosial, mereka berhasil membangun branding yang kuat meskipun di awal perjalanan bisnisnya.
Namun, perjalanan bisnis tidak selalu mulus. Ketika pandemi COVID-19 datang, Gartenhaus harus menutup sementara dan menghadapi ketidakpastian terkait pembatasan yang berlaku. Robby mengenang masa-masa sulit itu dengan tawa, menyebutnya seperti bermain petak umpet dengan Satpol PP.
Kini, penjualan mereka sudah kembali stabil, bahkan ada peningkatan menjelang akhir tahun. Musim kemarau menjadi waktu yang ideal bagi bisnis ini untuk berkembang.
Meskipun Robby tidak mengetahui secara pasti bagaimana wisatawan asing menemukan Gartenhaus, ia mencurigai nama yang bernuansa Jerman menjadi faktor menarik bagi pengunjung dari Eropa. Kebanyakan dari mereka suka memesan menu seperti sosis, pancake, dan donat.
Strategi Menghadapi Persaingan di Dunia Kopi
Kehadiran berbagai merek kopi nasional seperti Fore, Calf, dan Kopi Kenangan tentu memberikan dampak pada bisnis lokal seperti Gartenhaus. Namun, Robby tetap optimis akan keberlangsungan usaha ini.
Ia percaya bahwa setiap merek memiliki segmen pasar tersendiri, dan Gartenhaus fokus pada kualitas. Dengan strategi menggunakan biji kopi dari luar negeri, mereka bisa menyajikan variasi kopi yang beragam dan harga yang lebih terjangkau.
Robby menjelaskan bahwa mereka memang sadar akan pengaruh kompetitor, namun mereka tetap mengutamakan kualitas rasa dan harga yang bersaing. Menyadari bahwa struktur pasar di Malang cukup rumit, mereka berusaha menjaga harga tetap terjangkau.
Kami ingin pelanggan merasa mendapatkan nilai lebih dari apa yang dibayarkan, tambah Robby. Dengan komitmen ini, Gartenhaus berusaha untuk mempertahankan posisinya di tengah persaingan yang ketat.
Keberhasilan Gartenhaus menunjukkan bahwa dengan konsep yang unik dan komitmen pada kualitas, sebuah kedai kopi dapat bertahan dan berkembang meskipun dalam kondisi pasar yang sulit. Robby menutup wawancara dengan senyum, menunjukkan keyakinan akan masa depan cerah bagi kafenya.