www.portalkabar.id – Dalam sebuah upaya kolaboratif yang melibatkan pecinta lingkungan, Mojokerto menyaksikan pelaksanaan program International Community Outreach Program (iCOP) 2025 yang dimotori oleh Petra Christian University (PCU). Acara ini mengundang partisipasi aktif dari Komunitas Sungai Watch, yang dikenal karena fokus mereka dalam penyelamatan lingkungan, khususnya sungai yang terancam oleh pencemaran sampah.
Lokasi kegiatan berlangsung di Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo, yang merupakan salah satu desa wisata di Mojokerto. Meskipun memiliki potensi pariwisata, desa ini masih menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah, terutama limbah rumah tangga yang mencemari aliran sungai.
Dengan program bertajuk Youth Action For Clean Future, iCOP 2025 melibatkan 152 mahasiswa dari enam negara dan sembilan universitas. Mereka berkolaborasi dalam proyek bersih-bersih sungai, bekerja sama dengan Sungai Watch, Unit Kegiatan Mahasiswa Resimen Mahasiswa 843 PCU, dan warga lokal.
Sebelum aksi bersih-bersih dimulai, warga Desa Jembul mendapatkan pelatihan dan edukasi tentang pengelolaan sampah berbasis TPS 3R. Program pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman yang berkelanjutan mengenai pemilahan sampah organik dan anorganik, sebuah langkah penting dalam mengurangi dampak lingkungan.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mendaur ulang limbah rumah tangga mereka. Semangat gotong royong sangat terasa pada hari pelaksanaan, ketika peserta iCOP bersama warga melakukan pembersihan aliran sungai, memungut dan memilah sampah berdasarkan jenisnya.
Pentingnya Edukasi dan Aksi Bersih Lingkungan
Kegiatan bersih-bersih ini bukan hanya soal mengumpulkan sampah, tetapi juga menyentuh aspek edukasi yang mendalam. Dengan total 887 kg sampah terkumpul dalam kegiatan ini, program ini menjadi titik awal menuju kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga lingkungan. Keberhasilan ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat menjaga kesehatan lingkungan demi masa depan yang lebih bersih.
Ketua iCOP 2025, Denny Tri Haryanto, menegaskan bahwa aksi ini bertujuan untuk menggerakkan masyarakat agar lebih peduli pada sungai dan lingkungan mereka. Melalui kolaborasi dengan Sungai Watch, mereka berharap isu pengelolaan sampah dapat diatasi dari hulu, langkah yang sangat strategis untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan pendekatan yang melibatkan edukasi dan aksi nyata, kolaborasi antara iCOP dan Sungai Watch menunjukkan bahwa perubahan positif bisa dimulai dari tempat-tempat kecil seperti desa. Sungai yang sebelumnya menjadi ancaman kini bertransformasi menjadi simbol harapan untuk masa depan yang lebih baik.
“Menjaga sungai bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama kita semua,” tambah Denny. Dalam kegiatan ini, para pemuda tidak hanya bertemu, tetapi juga membangun jembatan antara ilmu pengetahuan, aksi sosial, dan harapan untuk masa depan yang lebih cerah.
Peran Komunitas Lokal dalam Mengurangi Sampah
Dalam rangka mendukung inisiatif peduli lingkungan, Yudi Susanto, Head Operator of Java Sungai Watch, mengungkapkan komitmennya untuk tidak hanya melakukan pembersihan tetapi juga memberikan edukasi kepada anak-anak di sekolah-sekolah. Program edukasi yang dimulai sejak tahun sebelumnya ini diharapkan dapat membentuk pola pikir yang benar dan menularkannya kepada orang tua di rumah.
Sejak tahun 2020 hingga Juni 2025, Sungai Watch telah mengumpulkan lebih dari 7.800 kg sampah dari berbagai sungai di Bali, Banyuwangi, dan Sidoarjo. Kegiatan ini menunjukkan bahwa kebiasaan membuang sampah di sungai masih menjadi tantangan di banyak daerah, termasuk di wilayah Jawa dan Bali.
Pemerintah Kabupaten Mojokerto pun memberikan dukungan terhadap program yang digagas oleh PCU. Melalui Asisten 1 Bidang Pemerintahan, Bambang Purwanto, pemerintah mengapresiasi inisiatif ini dan berupaya menanggulangi masalah sampah dari akar masalah, yaitu rumah tangga.
Pemkab Mojokerto juga mendorong desa-desa untuk memulai pengelolaan sampah dari tingkat rumah tangga. Edukasi mengenai pengelolaan sampah diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah secara bijak, sehingga masyarakat tidak lagi membuang sampah di sungai.
Partisipasi Internasional dalam Keberlanjutan Lingkungan
Program iCOP 2025 sangat luas, melibatkan sebanyak 152 mahasiswa yang berasal dari enam negara yang berbeda. Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 16 Juli hingga 9 Agustus 2025 di berbagai lokasi seperti Dusun Sumber dan Petung, serta Dusun Lebaksari di Desa Rejosari.
Mahasiswa tidak hanya belajar tentang kearifan lokal, tetapi juga terlibat dalam berbagai program yang memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Mereka menjalani sekitar 30 kegiatan yang mencakup aspek budaya dan fisik, mendemonstrasikan semangat kolaboratif yang menguntungkan semua pihak.
Proyek ini menghadirkan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendalami isu-isu lokal sekaligus memberikan solusi melalui tindakan nyata. Melalui interaksi dengan masyarakat, diharapkan ada transfer pengetahuan yang berkesinambungan.
Kegiatan seperti ini menunjukkan bahwa kolaborasi antar negara dan komunitas tidak hanya mampu menghadirkan perubahan positif, tetapi juga menciptakan kesadaran global akan masalah lingkungan yang perlu kita hadapi bersama. Membangun sinergi semacam ini berpotensi membawa perubahan signifikan menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Misi untuk menyelamatkan lingkungan adalah tanggung jawab kita semua, dan setiap tindakan kecil dapat membawa dampak besar. Kesadaran itu harus ditanamkan dari generasi ke generasi dan dimulai dari komunitas lokal menuju kancah yang lebih luas.
