www.portalkabar.id – Industri media saat ini terjebak dalam tantangan serius akibat perkembangan teknologi digital yang berlangsung sangat cepat. Sejak beberapa tahun terakhir, perubahan perilaku audiens dan dominasi platform digital telah memaksa banyak media untuk mengevaluasi keberlangsungan dan strategi bisnisnya.
Menurut berbagai pakar, terutama para pemimpin dalam sektor media, tahun 2025 bisa menjadi tahun penentuan bagi banyak organisasi media. Mereka menyampaikan pendapat di berbagai forum, menekankan bahwa inovasi dan diversifikasi bisnis menjadi kunci untuk bertahan dalam pasar yang semakin kompetitif dan tidak terduga ini.
Salah satu pakar media, Suwarjono, mengungkapkan pentingnya media untuk menemukan lin usaha baru agar dapat mengatasi tantangan finansial yang dihadapi. Dengan menggali potensi di luar bisnis pemberitaan, media diharapkan dapat memperpanjang usia mereka di tengah krisis ini.
Pentingnya Diversifikasi Bisnis dalam Media Modern
Suwarjono menekankan bahwa diversifikasi bisnis adalah langkah vital untuk memastikan keberlangsungan media. Hal ini karena model bisnis yang bergantung hanya pada pendapatan dari iklan kini dianggap terlalu rentan dan tidak lagi menjamin kestabilan finansial media.
Selain itu, anggaran iklan pemerintah yang terus menurun menjadi salah satu alasan mengapa media harus mencari aliran pendapatan baru. Inovasi dalam produk dan layanan yang ditawarkan kepada audiens menjadi aspek penting dalam menciptakan nilai tambahan bagi pembaca.
Melihat masa lalu, banyak media yang mampu bertahan adalah yang berani mengambil risiko dalam mencari formula bisnis yang tepat. Sejumlah media telah terbukti sukses dengan mengadopsi pendekatan multi-bisnis yang lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan pasar.
Persoalan Kesenjangan dalam Model Bisnis Media
Dalam pembahasannya, Wahyu Dhyatmika, CEO Tempo, menyebutkan adanya kesenjangan signifikan antara nilai yang diciptakan dan nilai yang didapat. Model bisnis saat ini sering kali tidak memadai dalam mencukupi biaya produksi yang terus meningkat.
Sebagai contoh, pendapatan dari langganan media hanya menutupi sebagian kecil dari biaya produksi. Hal ini menunjukkan bahwa model yang saat ini ada tidak cukup efektif untuk mempertahankan operasional jangka panjang.
Wahyu juga mengusulkan perlunya intervensi dari pemerintah untuk membantu media dalam mengurangi beban pajak, sehingga bisa meningkatkan daya saing dan keberlanjutan mereka. Kebijakan yang mendukung industri media akan sangat vital dalam menghadapi tantangan di tahun-tahun mendatang.
Regulasi dan Tanggung Jawab Media dalam Demokrasi
Dari perspektif regulasi, Muhammad Jazuli mengingatkan akan pentingnya ada keadilan antara media arus utama dan platform media sosial. Media arus utama terikat pada aturan ketat, sementara media sosial sering kali bebas dari regulasi yang jelas.
Dia menegaskan bahwa perhatian dari pemerintah sangat diperlukan agar media bisa berfungsi sebagai pilar demokrasi dengan baik. Keberadaan kebijakan yang mendukung keadilan dalam pertanggungjawaban media akan membantu meningkatkan kepercayaan publik.
Kami juga melihat tingginya jumlah pengaduan terhadap media, yang menunjukkan perlunya peningkatan kualitas dari segi etika dan substansi berita. Hal ini mencerminkan urgensi bagi media untuk berbenah dan memperbaiki citra di mata publik.
Peluang untuk Media Lokal dalam Era Digital
Dalam kesempatan berbeda, Eva Danayanti dari International Media Support menyoroti pentingnya relevansi konten media lokal. Media lokal harus mampu beradaptasi dengan kebutuhan audiens di sekitarnya dan memperhatikan konteks sosial yang berlaku.
Interaksi yang lebih dekat antara media dan audiens juga sangat penting. Audiens tidak hanya berfungsi sebagai pembaca tetapi juga sebagai kontribusi pemikiran dalam pembentukan konten yang relevan.
Ke depan, media lokal harus memikirkan cara untuk menjaga relevansi, bukannya berambisi untuk menjadi media besar. Semangat untuk melayani kebutuhan lokal akan menghasilkan hasil yang lebih substansial dan loyal dari audiens.
Pada Jabar Media Summit 2025, telah dikumpulkan ratusan perwakilan dari berbagai sektor, termasuk akademisi, organisasi pemerintahan, dan pelaku industri. Forum ini difokuskan pada pendalaman model bisnis dan konten yang berdampak, sehingga berbagai langkah strategis bisa diambil oleh media untuk menghadapi era digital.
Terlihat bahwa kerjasama antara berbagai stakeholder diperlukan untuk menciptakan ekosistem media yang sehat. Status media yang diakui sebagai bagian dari pilar demokrasi harus dijaga dan diwujudkan melalui kebijakan yang mendukung keberlangsungan hidup media.
Dengan penekanan pada kolaborasi dan inovasi dalam bisnis media, harapannya adalah keamanan dan keberanuan media dapat ditingkatkan di masa depan. Pekerjaan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab media saja, tetapi juga seluruh elemen masyarakat dan pemerintah demi rasa keadilan dan kebebasan informasi yang berkualitas.