www.portalkabar.id – Bagaimana jika stres, amarah, dan tekanan hidup dapat “disedekahkan”? Konsep unik ini dihadirkan oleh Leny Yulyaningsih, seorang warga dari Desa Mengeloh, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, dengan layanan emosionalnya yang bernama ‘Sedekahin Stressmu’. Dengan gagasan ini, Leny menciptakan sebuah ruang aman yang memungkinkan individu untuk meluapkan emosi negatif mereka dengan cara yang sehat.
Dikenal sejak Februari 2025, ‘Sedekahin Stressmu’ dihadirkan sebagai alternatif bagi masyarakat yang ingin melepaskan beban mental mereka. Terinspirasi oleh fasilitas serupa yang ada di luar negeri, Leny mengadaptasi konsep tersebut sesuai dengan nilai dan budaya lokal agar lebih relevan bagi pengunjungnya.
“Di beberapa negara lain, ada ruang untuk meluapkan emosi yang sering digunakan oleh individu untuk melempar barang, memukul bantal, atau sekadar berdiam diri. Dengan cara ini, orang-orang bisa pulang merasa lebih ringan dan tenang,” jelas Leny saat ditemui pada Sabtu (2/8/2025).
Ruang Aman untuk Meluapkan Emosi Negatif
Ruang yang berukuran 3×4 meter ini, yang dikenal dengan nama @ruangupgradediri, menyediakan berbagai media untuk mengekspresikan emosi. Pengunjung dapat melempar botol kaca, menghancurkan televisi yang sudah tidak terpakai, atau memukul berbagai barang yang disediakan.
Setelah sesi pelepasan emosi, peserta diberikan kesempatan untuk berbagi cerita atau berbincang ringan dengan Leny. “Banyak dari mereka yang merasakan sensasi lega setelah keluar dari ruangan. Tiga kata yang sering saya dengar adalah plong, puas, dan lega,” tambahnya.
Sebagai bentuk refleksi dari pengalaman yang dihadapi, para peserta biasanya diarahkan untuk menuliskan perasaan mereka di sticky notes. Mereka dapat menempelkan catatan tersebut di dinding, yang bisa berisi aneka isu seperti patah hati, konflik dalam keluarga, hingga kegelisahan mengenai masa depan.
Ragam Paket Layanan untuk Mengatasi Stres
Dalam hal tarif, ‘Sedekahin Stressmu’ menawarkan harga yang sangat terjangkau, berkisar antara Rp35 ribu hingga Rp125 ribu. Pengunjung dapat memilih dari lima paket yang ditawarkan, mulai dari me time, quality time, stres, stres berat, hingga burn out, dengan durasi maksimal 1,5 jam.
Penentuan harga berbeda-beda tergantung pada usia, waktu kunjungan, dan properti yang digunakan. Leny menjelaskan, “Pernah ada klien yang bahkan menambahkan sesi untuk menghancurkan televisi karena emosinya belum benar-benar reda.” Cerita seperti ini semakin menunjukkan kebutuhan mendalam masyarakat terhadap ruang eksplorasi emosional.
Sangat menarik bahwa ‘Sedekahin Stressmu’ dapat menarik perhatian tidak hanya dari warga lokal Mojokerto. Banyak pengunjung dari kota lain seperti Blitar, Surabaya, hingga Kalimantan berbondong-bondong datang setelah melihat konten tentang layanan ini yang viral di media sosial.
Membantu Generasi Muda Menghadapi Tekanan Emosional
Berdasarkan pengalaman Leny, anak-anak Gen Z adalah segmen pengunjung yang paling dominan. “Mereka adalah generasi yang mulai sadar akan emosi mereka, tetapi terkadang tidak tahu bagaimana cara merilisnya,” ungkapnya dengan penuh empati.
Melalui pendekatan yang bersifat humanis dan kreatif, Leny berharap dapat memberikan solusi yang lebih mendalam bagi pengunjungnya. Dia memiliki rencana untuk mengembangkan layanan lebih lanjut, seperti ESQ Hyonotherapy dan program-program lain yang berfokus pada pemulihan dan pengembangan diri.
Salah satu inisiatif yang direncanakan adalah pelatihan Talent DNA Human Design, yang bertujuan untuk membantu individu memahami diri mereka dengan lebih baik dan mendapatkan kekuatan dari pengalaman masa lalu.
Pentingnya Ruang Pemulihan Emosional dalam Kehidupan Sehari-hari
Dengan kehadiran ‘Sedekahin Stressmu’, Leny ingin menekankan bahwa ruang untuk melepaskan beban emosional itu penting dalam kehidupan modern yang serba cepat ini. “Ini bukan sekadar tempat untuk melempar barang, melainkan sebuah ruang untuk pemulihan emosional,” tegasnya.
Setiap individu yang datang membawa cerita dan perasaan yang berbeda-beda. Di sinilah pentingnya menghadirkan metode alternatif dalam manajemen stres, mengingat kondisi mental yang sehat berpengaruh besar terhadap kualitas hidup seseorang.
Kedepannya, Leny berharap ‘Sedekahin Stressmu’ dapat menjadi model bagi inisiatif serupa di daerah lain, dengan harapan bahwa lebih banyak orang akan mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang positif dan kreatif.