www.portalkabar.id – Seorang pria asal Dusun Takerharjo, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, kembali berurusan dengan pihak berwajib. Pria berinisial ES yang berusia 35 tahun itu ditangkap karena diduga melakukan pencurian terhadap dua ekor ayam bangkok milik seorang warga bernama FR, berusia 21 tahun, dengan nilai mencapai Rp 10 juta.
Kejadian ini bukanlah yang pertama bagi ES, yang sebelumnya juga pernah ditahan selama tujuh bulan akibat kasus serupa. Hal ini menunjukkan bahwa ES sudah menjadi salah satu residivis yang kerap terlibat dalam tindakan kriminal yang sama.
Menurut penjelasan Kasat Reskrim Polres Lamongan, AKP Rizky Akbar Kurniadi, melalui Kanit 1 Pidum Satreskrim, Iptu Sunandar, ES kembali tersangkut dalam kasus pencurian hewan. Kasus ini menjadi perhatian aparat yang berusaha menindaklanjuti dengan serius agar tidak memberikan contoh buruk bagi masyarakat.
Peristiwa pencurian ayam ini diketahui pertama kali oleh ibu dari korban, Sholiha, ketika ia pulang dari mengantar anaknya ke sekolah. Dia menemukan kandang ayam di belakang rumahnya dalam keadaan terbuka dan rusak, yang mengindikasikan adanya tindakan pencurian.
Pukul 16.00 WIB, korban, FR, yang baru pulang dari bekerja, diberitahukan ibunya mengenai keadaan kandang. Ketika memeriksa, FR mendapati satu ekor ayam jantan berwarna hitam kombinasi putih dan satu ekor ayam betina telah hilang.
“Pelaku diduga masuk ke dalam kandang dengan merusak jaring yang ada,” ungkap Iptu Sunandar. Setelah mengetahui kejadian ini, FR segera melapor ke pihak berwajib untuk meminta bantuan dalam penyelidikan.
Pihak kepolisian segera bergerak cepat melakukan penyelidikan, dan nama ES pun muncul sebagai terduga pelaku pencurian. ES ditangkap di rumahnya pada tanggal 14 Juli 2025, setelah dilakukan proses pengintaian.
Dari tangan ES, polisi berhasil mengamankan satu ekor ayam jantan bangkok blorok, yang diyakini sebagai hasil dari pencurian tersebut. Kini, ES telah ditahan di Mapolres Lamongan dan tengah menjalani proses hukum yang berlaku.
Pihak kepolisian masih melakukan pendalaman kasus untuk memastikan apakah ada hewan curian lain yang berpindah tangan dari pelaku kepada pihak ketiga. Tindakan pencurian hewan tidak hanya merugikan pemilik, tetapi juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat.
Dampak Pencurian Terhadap Masyarakat dan Lingkungan
Pencurian hewan seperti ayam dapat memiliki dampak yang cukup besar terhadap masyarakat. Selain merugikan pemilik dari segi ekonomi, tindakan ini juga bisa menimbulkan ketidaknyamanan di lingkungan sekitar. Rasa aman dalam berbudaya ternak harus dijaga untuk mencegah tindakan kriminal serupa di masa mendatang.
Di samping itu, tindakan pencurian ini biasanya berulang kali terjadi di kawasan yang memiliki populasi hewan ternak tinggi. Masyarakat diharapkan lebih waspada terhadap situasi di sekitarnya dan saling berkoordinasi untuk mencegah pencurian.
Langkah proaktif seperti mengawasi lingkungan sekitar, menggunakan sistem pengamanan sederhana, dan membentuk komunitas pemilik ternak dapat menjadi langkah yang efektif. Ini juga membantu dalam menciptakan kesadaran kolektif dan saling menjaga antara satu warga dengan yang lainnya.
Polisi pun mendorong masyarakat untuk aktif melaporkan apabila mengetahui ada aktivitas mencurigakan yang dapat berpotensi menimbulkan tindakan kriminal. Kerjasama antara aparat dan masyarakat penting untuk menciptakan suasana yang aman.
Fokus pada preventif adalah solusi jangka panjang yang bisa diterapkan. Dibutuhkan kesadaran untuk menjaga keamanan bersama, terutama di kawasan pedesaan yang rentan terhadap pencurian hewan.
Proses Hukum dan Penegakan Hukum yang Berlanjut
Setelah penangkapan, proses hukum terhadap ES dimulai dan ditangani oleh pihak kepolisian. Hal ini dilakukan dengan serius untuk memastikan keadilan diberikan kepada si korban dan untuk menjadikan keteladanan di mata masyarakat. Proses hukum yang transparan sangat penting untuk menangani kasus pencurian agar pelaku merasakan konsekuensi dari tindakan mereka.
Polisi juga akan menelusuri kemungkinan adanya jaringan pencurian yang lebih luas, karena seringkali pencurian hewan melibatkan lebih dari satu individu. Hal ini bisa jadi merupakan bagian dari jaringan kriminal yang terorganisir, sehingga perlu diungkap untuk menuntaskan masalah ini.
Pengacara dan pihak berwenang juga memiliki peran penting dalam proses pengadilan yang akan dilalui oleh ES. Pihak berwenang akan melakukan pemeriksaan terhadap semua bukti dan saksi yang ada untuk memastikan bahwa semua aspek hukum ditangani dengan adil.
Selama proses ini, diharapkan masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing untuk melakukan tindakan sendiri. Pemerintah dan polisi berkomitmen untuk menangani kasus ini dengan tepat agar tidak ada dampak jangka panjang yang merugikan.
Proses ini diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat bahwa pencurian merupakan tindakan yang tidak dapat ditoleransi, dan setiap pelaku akan mendapatkan konsekuensi dari perbuatannya.
Upaya Pencegahan Pencurian Hewan ke Depan
Pencurian hewan seperti ayam bangkok mengharuskan adanya upaya pencegahan yang lebih baik di tingkat masyarakat. Terlebih, dengan meningkatnya kasus pencurian, penting bagi masyarakat untuk memiliki pengetahuan mengenai bagaimana melindungi aset ternak mereka. Beberapa langkah sederhana bisa diambil untuk meminimalisir risiko.
Salah satu cara yang efektif adalah dengan memperkuat keamanan kandang. Masyarakat bisa menggunakan kunci tambahan, memperbaiki jaring, dan memasang lampu penerangan di sekitar kandang untuk mencegah pencuri. Sistem keamanan ini juga bisa melibatkan tetangga, menciptakan jaringan pengawasan di antara masyarakat.
Pentingnya komunitas dalam membantu mencegah pencurian hewan juga tidak bisa diabaikan. Membangun hubungan baik di antara warga dapat membantu menciptakan rasa solidaritas yang lebih kuat dalam menjaga harta bersama. Dengan begitu, mereka akan lebih peka terhadap situasi yang mencurigakan.
Selain itu, edukasi mengenai hukum pencurian dan hak pemilik dapat menjadi langkah preventif yang baik. Kesadaran akan konsekuensi hukum dari tindakan pencurian akan membuat orang berpikir dua kali sebelum melakukan tindakan tersebut.
Akhirnya, kolaborasi antara masyarakat dan aparat keamanan adalah kunci dalam menekan angka pencurian hewan. Masyarakat perlu merasa diberdayakan untuk berperan aktif dalam menjaga keamanan di lingkungan mereka, sehingga tindakan kriminal dapat diminimalisir di masa depan.