www.portalkabar.id – Festival Jazz Gunung Ijen 2025 telah sukses digelar di Banyuwangi, mempersembahkan pengalaman musik yang menawan di tengah keindahan alam. Acara yang berlangsung di Taman Gandrung Terakota ini menjadi magnet bagi pecinta musik, menampilkan berbagai penampilan yang layak diperhitungkan dalam industri musik lokal dan internasional.
Pada Series Ketiga Jazz Gunung ini, penyanyi lokal Suliyana menunjukkan kemampuannya menginterpretasi lagu-lagu daerah dengan aransemen jazz yang canggih. Bersama 13 personel dari Glam Orchestra, ia membawakan lagu-lagu ikonik yang mengalun indah meskipun hujan gerimis menyapa malam itu.
Penampilan Suliyana menjadi sorotan, terutama dengan lagu-lagu seperti Cundamani dan Kanggo Riko, yang membuktikan bahwa musik tradisional bisa berpadu harmonis dengan genre modern. Salah satu penonton, Aditya Purnama, mengungkapkan kekagumannya, “Suliyana berhasil mengubah lagu-lagu daerah menjadi karya berkelas dunia, yang membuat pengalaman musik malam itu semakin istimewa.”
Konsep “jazz n beyond” yang diusung dalam festival ini tidak hanya menawarkan hiburan musik, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap pemberdayaan ekonomi lokal. Gerai-gerai UMKM yang disiapkan di lokasi turut memperlihatkan esensi keterlibatan masyarakat dalam acara.
Pengunjung diajak untuk mengeksplorasi warung-warung lokal yang tersedia, menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Pihak penyelenggara, Ipuk, menegaskan bahwa festival ini bukan hanya sekadar acara hiburan, tetapi juga merupakan bentuk dukungan terhadap perekonomian masyarakat setempat.
Selain penampilan Suliyana, festival ini juga diwarnai oleh kehadiran beragam grup musik, termasuk Jazz Patrol Kawitan dan Temenggungan. Mereka berbagi panggung dengan musisi jazz terkenal seperti The Aartsen dan Irsa Destiwi Trio, menunjukkan keragaman serta kekuatan musik jazz di Indonesia.
Kegiatan tahun ini juga menggandeng ISI Yogyakarta yang menampilkan pameran seni visual sebagai bagian dari kesenian yang lebih luas. Dengan mengusung pameran bertajuk “Fora Fauna” dan batik bertema “Beta Jamur”, acara ini menjadi platform kreativitas yang menginspirasi banyak seniman dan pengunjung.
Founder Jazz Gunung, Sigit Pramono, memaparkan visi di balik acara ini, menekankan betapa jazz dapat menjadi media yang efektif untuk merekonstruksi budaya lokal menjadi lebih menarik dan relevan. “Dengan pendekatan yang tepat, kita bisa menjadikan musik sebagai alat untuk mempromosikan identitas daerah,” ujarnya.
Beragam Penampilan Menarik di Jazz Gunung Ijen
Di Jazz Gunung Ijen, penonton dimanjakan dengan penampilan berbagai musisi yang membawa nuansa berbeda. Setiap penampilan menciptakan atmosfer yang tak terlupakan, menjadikan malam itu penuh warna dan energi. Mulai dari aransemen jazz yang menawan hingga nuansa etnik yang mendalam, seluruhnya berinteraksi harmonis di panggung.
Salah satu penampilan yang menarik perhatian adalah grup musik Surabaya Pahlawan Jazz yang membawa semangat baru melalui lagu-lagu kreasi dan improvisasi mereka. Keberanian dalam berinovasi menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi penonton yang datang untuk menikmati pengalaman musik yang unik.
Tak hanya itu, acara juga berfungsi sebagai ajang kolaborasi bagi berbagai musisi, menciptakan peluang bagi generasi muda untuk belajar dan berkembang di industri. Keberagaman penampilan ini mencerminkan kekayaan musik yang ada di Indonesia, yang siap bersaing di kancah internasional.
Festival seperti ini juga berperan penting dalam menjaga relevansi musik tradisional di tengah arus globalisasi. Musisi lokal diajak untuk menggabungkan keunikan budaya mereka dengan elemen modern, yang dapat menghasilkan karya luar biasa. Hal ini turut mendukung pertumbuhan identitas musik nasional di pentas global.
Pemberdayaan Ekonomi Lokal Melalui Festival Musik
Pemberdayaan ekonomi lokal menjadi salah satu misi utama dalam festival ini, dengan menghadirkan stand-stand UMKM yang menjajakan berbagai produk oleh masyarakat setempat. Ini merupakan bentuk nyata dari dukungan terhadap perekonomian regional yang seringkali terpinggirkan. Setiap transaksi yang dilakukan tidak hanya memberikan keuntungan bagi penjual, tetapi juga meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pergelaran seni yang lebih besar.
Festival ini menjadi platform bagi para pelaku usaha lokal untuk menunjukkan produk unggulan mereka. Ini menciptakan sinergi positif yang diharapkan mampu cantas memberikan dampak jangka panjang bagi keberlangsungan ekonomi Banyuwangi. Dengan cara ini, festival tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, ikut hadir dan mengapresiasi pengelolaan festival yang telah dilakukan sejak 2013. Menurutnya, acara seperti ini harus terus didorong untuk menciptakan segmentasi pariwisata yang lebih kaya, dan mendukung keberagaman seni yang ada di Banyuwangi.
“Melalui perhelatan seni ini, kami ingin menghadirkan pengalaman yang beragam, dari yang tradisional sampai yang modern. Ini adalah upaya kami untuk mendukung semua aspek kesenian di daerah ini,” tutup Ipuk, menunjukkan antusiasmenya terhadap masa depan seni dan ekonomi di Banyuwangi.
Kesimpulan: Masa Depan Musik Jazz di Indonesia
Festival Jazz Gunung Ijen 2025 tidak hanya berhasil memberikan penampilan yang luar biasa, tetapi juga menunjukkan potensi besar musik jazz dalam mengedukasi masyarakat tentang budaya lokal. Kontribusi musisi, penyelenggara, dan masyarakat menyatu dalam harmoni yang membawa pesan kuat tentang kolaborasi dan inovasi. Ini menunjukkan bahwa musik bisa menjadi medium yang menghubungkan setiap elemen dalam masyarakat.
Masa depan musik jazz di Indonesia tampak cerah dengan adanya festival semacam ini. Penyelenggaraan yang konsisten di berbagai lokasi di Indonesia, seperti Gunung Bromo dan rencana di Gunung Golo Mori, menunjukkan komitmen untuk terus memperkenalkan dan membentuk identitas musik nasional yang berkelas. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi musisi baru untuk bersinar dan berkontribusi lebih banyak dalam industri musik.
Dengan kombinasi seni, ekonomi, dan budaya, Jazz Gunung Ijen dapat menjadi model yang diadopsi oleh acara lain untuk mendukung masyarakat lokal. Semua elemen ini menunjukkan bahwa festival musik bisa menjadi lebih dari sekadar hiburan, melainkan juga katalis untuk perubahan yang lebih positif di masyarakat.