www.portalkabar.id – Kemarahan Bupati Muhammad Fawait akhirnya meledak di hadapan publik setelah beberapa waktu ditunggu. Pada Senin, 7 Juli 2025, dia menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap lambatnya perbaikan jalan di perlintasan kereta api Pecoro, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Banyak warga yang mengeluhkan kondisi tersebut, terutama setelah munculnya insiden kecelakaan di lokasi tersebut.
Fawait, yang baru dilantik pada 20 Februari 2025, terlihat serius ketika melakukan kunjungan lapangan. Dalam misi tersebut, dia didampingi oleh Wakil Ketua Tim Pengarah Percepatan Pembangunan Daerah, Dima Ahyar, yang menjelaskan kronologis peristiwa tersebut kepada wartawan.
“Gus Fawait melakukan inspeksi untuk mendapatkan informasi langsung dari berbagai sumber, termasuk media sosial,” jelas Dima. Hal ini menunjukkan bahwa bupati ingin memastikan dirinya mendapatkan data yang akurat sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.
Protes terhadap Lambatnya Penanganan Kerusakan Jalan
Informasi yang diterima oleh Bupati Fawait sangat mengejutkan, mengingat seringnya kecelakaan terjadi di perlintasan sebidang PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 9. Hal ini mengundang perhatian Bupati untuk segera mengambil tindakan.
“Setelah berkoordinasi dengan PT KAI, Gus Bup langsung pergi ke lokasi yang dimaksud untuk memeriksa dan meminta team Unit Reaksi Cepat Dinas Pekerjaan Umum untuk siap melakukan perbaikan,” ungkap Dima. Inisiatif ini diambil mengingat bahaya yang mengancam pengguna jalan yang melintas.
Ketika tim tiba di lokasi, terlihat personel dari PT KAI Daop 9. Bupati Fawait langsung menanyakan maksud dan tujuan kunjungannya serta mempertanyakan mengapa perbaikan terkesan lambat,” kata Dima, menambahkan bahwa lokasi tersebut perlu penanganan segera.
Surat Resmi dan Permintaan Segera Diperbaiki
Dalam kunjungan itu, Bupati Fawait menunjukkan surat dari Balai Besar PU Bina Marga yang menjelaskan kondisi jalan yang berbahaya bagi kendaraan. Surat tersebut dikeluarkan pada 28 Mei 2025, namun pihak PT KAI mengaku belum mendapat informasi terkait surat tersebut.
“Bupati meminta agar penanganan jalan segera dilakukan. Dia khawatir akan adanya korban jiwa jika perbaikan tidak dilakukan sesegera mungkin,” jelas Dima. Permintaan tersebut mencerminkan ketidakpuasan Fawait terhadap respon pihak PT KAI yang terkesan lambat dan birokratis.
Melihat sikap PT KAI yang tidak segera menanggapi, Bupati Fawait memberikan teguran keras. Hal ini menunjukkan bahwa dia serius dalam menangani masalah ini demi keselamatan masyarakat.
Klarifikasi dan Tanggung Jawab Bersama dalam Perbaikan Jalan
Menanggapi situasi tersebut, PT KAI Daop 9 mengeluarkan siaran pers yang menegaskan komitmen mereka untuk menjaga keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan umum. Manajer Hukum dan Humas Daop 9 Jember menyebutkan bahwa perawatan dan perbaikan perlintasan sebidang adalah tanggung jawab bersama antara penyelenggara jalan dan PT KAI.
“Kami ingin memastikan bahwa perbaikan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” katanya. Hal ini mencerminkan kesadaran dan tanggung jawab perusahaan dalam menghadapi masalah yang ada.
Cahyo Widiantoro menjelaskan bahwa perbaikan jalan yang rusak di perlintasan adalah tanggung jawab instansi terkait. Namun, dia juga menegaskan bahwa PT KAI memiliki tanggung jawab jika kerusakan tersebut disebabkan oleh kegiatan mereka.
Penyelesaian Segera dan Koordinasi Antara Pihak Terkait
PT KAI Daop 9 mengambil langkah-langkah preventif untuk menangani kerusakan jalan yang ada. Mereka berusaha mencari solusi sementara agar tidak membahayakan pengguna jalan maupun perjalanan kereta api. Upaya ini menjadi satu langkah penting dalam menghentikan risiko kecelakaan lebih lanjut.
Selain itu, dikatakan bahwa koordinasi dengan pemerintah daerah dan dinas terkait dilakukan untuk memastikan perbaikan jalan permanen dapat segera diimplementasikan. Semua langkah ini diambil dengan mematuhi regulasi keselamatan perkeretaapian yang ditetapkan.
“Kami selalu berupaya agar perbaikan dilakukan sesuai spesifikasi teknis yang diperlukan,” kata Cahyo. Hal ini menunjukkan komitmen PT KAI untuk bekerja sama demi keselamatan publik, meskipun tantangan yang ada cukup besar.