www.portalkabar.id – Perdebatan mengenai masuknya investor asing ke industri transportasi lokal sering kali menghadirkan kekhawatiran tersendiri. Pro dan kontra kerap muncul, terutama ketika menyangkut dampak pada bisnis lokal yang sudah beroperasi.
Baru-baru ini, Kota Surabaya menjadi sorotan terkait rencana kehadiran ratusan taksi listrik asal Vietnam. Kritikan tajam datang dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) setempat yang mengkhawatirkan keberlangsungan transportasi lokal di tengah invasi kendaraan dari luar.
Ketua DPC Organda Surabaya, Sunhaji Ilahoh, menilai keputusan Pemerintah Kota Surabaya untuk memberikan izin beroperasinya taksi listrik dari Vietnam sebagai langkah yang perlu dipertimbangkan kembali. Proses izin tersebut, menurutnya, harus transparan dan melibatkan pemangku kepentingan lokal agar tidak menciptakan ketidakadilan.
Masuknya Taksi Listrik Asing dalam Konteks Lokal
Rencana kehadiran taksi listrik asal Vietnam, yang dikabarkan beroperasi di Surabaya, tentu mengundang berbagai reaksi. Sunhaji menyampaikan bahwa keputusan ini dapat membawa dampak negatif bagi pengusaha transportasi lokal yang sudah ada sebelumnya.
Dia menegaskan bahwa transportasi reguler yang dimiliki oleh pengusaha lokal juga perlu diperhatikan. Sebab, selama ini, mereka sudah berjuang untuk bersaing dengan aplikasi layanan transportasi daring yang mendominasi pasar, seperti Grab dan Gojek.
“Keberadaan kendaraan asing ini tentu akan mempengaruhi pendapatan dan kelangsungan usaha kami,” lanjutnya. Menurutnya, jika pemerintah ingin mendatangkan investasi, seharusnya lebih dulu mempertimbangkan inovasi yang dimiliki pelaku lokal.
Pemerintah dan Keterlibatan Pemangku Kepentingan Lokal
Sunhaji mengungkapkan bahwa ada baiknya pemerintah melibatkan asosiasi transportasi lokal dalam keputusan semacam ini. Ia merasa bahwa suara mereka sebagai pelaku usaha perlu didengarkan agar bisa bersaing secara fair.
“Kami ingin melakukan dialog dengan pemerintah mengenai potensi yang kami miliki dan mendiskusikan langkah-langkah yang seharusnya diambil,” jelasnya. Hal ini dianggap sebagai langkah penting untuk membangun sinergi antara pelaku lokal dan investor asing.
Menurutnya, setiap keputusan yang diambil tanpa melibatkan asosiasi justru berpotensi menciptakan ketegangan. Ia berharap agar ada langkah nyata dari pemerintah untuk mengatasi hal ini dan menciptakan keseimbangan.
Informasi Terkait Izin Operasional Taksi Listrik
Sunhaji juga mempertanyakan dasar hukum di balik pemberian izin operasional taksi listrik tersebut. Ia menganggap bahwa seharusnya bisanya disertai alasan yang jelas dan transparan, khususnya dalam konteks dampaknya terhadap pengusaha lokal.
“Pelaku usaha lokal juga memiliki potensi untuk bersaing dan berinovasi,” ujarnya. Menurutnya, keragaman di sektor transportasi mesti dijaga untuk memastikan semua pihak memiliki peluang yang sama.
“Kami tidak menolak kehadiran taksi listrik. Namun, tentunya pengaturan dan sosialisasi yang baik harus dilakukan agar tidak menimbulkan konflik,” tambahnya. Dia mendorong perlunya kolaborasi lebih lanjut antara semua pihak terlibat.
Kedatangan Taksi Listrik dan Implikasinya bagi Bisnis Lokal
Kehadiran 300 unit taksi listrik asal Vietnam di Surabaya menjadi tanda tanya bagi banyak pihak. Sunhaji mengungkapkan bahwa taksi tersebut sudah terlihat terparkir di Jalan Wisata Menanggal, menambah kompleksitas situasi yang ada.
“Kami berharap ada kejelasan mengenai status dan keberadaan mereka di lapangan,” ungkapnya. Ia merasa penting untuk mengetahui bagaimana mekanisme operasional yang akan diterapkan agar semua pihak bisa beradaptasi.
Keberadaan taksi listrik ini bisa menjadi peluang, sekaligus tantangan bagi pelaku transportasi lokal. Oleh karena itu, ketegangan antara investasi asing dan keberlangsungan bisnis lokal harus dikelola dengan baik.