www.portalkabar.id – Perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (RI) ke-80 di Gedung Negara Grahadi menjadi sorotan penting bagi masyarakat Jawa Timur. Momen ini tidak hanya dipenuhi dengan euforia, tetapi juga menjadi wadah bagi harapan kolektif untuk masa depan bangsa. Berbagai pertunjukan seni yang ditampilkan, termasuk tarian kolosal dan penampilan musik, menambah kemeriahan suasana. Setiap elemen dalam perayaan ini merangkum doa dan harapan dari seluruh lapisan masyarakat untuk kebaikan dan kemajuan Indonesia.
Dari kalangan seniman muda, harapan ini diungkapkan oleh sekelompok kreator yang terdiri dari Sugeng Riato, Dhimas Febriant, Safira Ongky, dan Barata Prawira. Keberadaan mereka di panggung saat gelaran tari kolosal menggambarkan kebesaran Majapahit, mengingatkan kembali akan sejarah peradaban bangsa. Mereka menjadi wakil dari suara generasi yang ingin agar Indonesia tetap berjaya dan berbudaya.
“Kami berdoa agar Indonesia bisa lebih baik ke depan. Dengan segala kekurangan yang ada, bagi kami Indonesia adalah segalanya,” ungkap Barata Prawira penuh keyakinan. Kehadiran seniman-seniman muda ini merupakan simbol cinta mereka kepada tanah air dan harapan akan masa depan yang lebih cerah.
Perayaan yang Memperkuat Semangat Kebersamaan dan Kebudayaan
Perayaan HUT RI bukan hanya sekadar acara seremonial semata, namun merupakan refleksi dari semangat kolektif masyarakat dalam merayakan kemerdekaan. Pertunjukan seniman muda yang melibatkan 300 penari tari kolosal Tribhuwana dibuat dengan penuh dedikasi dan semangat. Melalui seni, mereka menyampaikan pesan persatuan dan kebangkitan budaya yang merupakan aset penting Indonesia.
Harapan itu juga diungkapkan oleh Sugeng Riato, salah satu penari, yang merasa bangga bisa ikut berpartisipasi dalam perayaan ini. “Melalui tari, kami ingin menunjukkan kepada generasi selanjutnya betapa pentingnya memahami sejarah dan budaya kita,” ucapnya. Kegiatan seperti ini menjadi peluang untuk menanamkan rasa cinta tanah air bagi anak muda.
Seni sebagai alat komunikasi masyarakat tidak hanya terhenti di panggung. Acara ini juga menjadi titik temu antara seniman dan penikmat seni, dimana keduanya dapat berbagi aspirasi dan harapan. Dalam konteks ini, perayaan yang dihadiri ribuan orang menegaskan bahwa kebudayaan adalah milik bersama yang layak dirayakan.
Peran Generasi Muda dalam Melestarikan Kebudayaan
Sebagai generasi penerus, seniman muda memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan asli Indonesia. Safira Ongky, salah satu penyanyi di acara tersebut, menjelaskan pentingnya dukungan dan perhatian dari negara terhadap seniman muda. “Kita butuh sistem yang membangun dan mendukung kreativitas agar seni tidak hanya menjadi kesenangan, tetapi juga penghasilan,” tuturnya dengan penuh semangat.
Kesadaran akan perlunya pelestarian budaya sudah semestinya menjadi bagian dari pendidikan. Dalam pandangannya, sistem pendidikan di Indonesia perlu diarahkan untuk menciptakan kesadaran seni yang lebih dalam. “Kami ingin siswa diajarkan bukan hanya teori, namun juga praktik langsung dalam berkesenian,” kata Safira menekankan harapannya.
Selain itu, dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangatlah krusial. Tanpa perhatian yang serius, kebudayaan yang kaya ini bisa saja perlahan hilang. Barata Prawira menambahkan bahwa perhatian negara terhadap nasib seniman muda sangat penting untuk menjaga warisan budaya yang tak ternilai harganya.
Kepedulian Terhadap Pendidikan dan Masa Depan Bangsa
Dalam momen perayaan ini, harapan juga datang dari kalangan pelajar. Achmad Mausavi, seorang siswa dari SMAN 6 Surabaya, berpartisipasi dalam pembentangan kain merah putih sepanjang 14.900 meter. Kegiatan ini bukan hanya sekadar prestasi, melainkan ungkapan cinta kepada tanah air yang sejati. “Semoga kedepan, pendidikan bisa lebih terjangkau bagi semua orang, terutama yang kurang mampu,” harapnya.
Pengalaman itu sangat berkesan baginya, karena ia merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. “Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik,” kata Achmad, menuturkan harapan dan impian generasi muda yang penuh semangat.
Demikian pula, Ivan, seorang warga yang kini tinggal di Bali, menyampaikan harapan serupa bahwa generasi mendatang bisa hidup lebih baik. Melihat upacara pengibaran bendera menggugah ingatannya akan masa lalu ketika ia menjadi pengibar bendera. “Momen ini mengingatkan kita bahwa kebersamaan adalah kekuatan,” ungkapnya dengan tegas.