www.portalkabar.id – Desa Tejoasri di Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, kembali bersiap untuk menggelar Festival Dayung Bengawan Solo yang telah memasuki tahun ketiga. Event ini membawa semangat baru, menandai adanya evolusi dalam skala kompetisi yang menarik perhatian banyak desa dari seluruh Jawa Timur.
Festival ini dihadiri oleh 64 tim yang mewakili berbagai daerah, termasuk Lamongan, Pasuruan, Gresik, Sidoarjo, Bojonegoro, dan Tuban. Semangat persaingan yang kental ini menunjukkan betapa pentingnya acara ini bagi masyarakat sekitar.
Kepala Desa Tejoasri, Yusuf Bachtiar, menyatakan bahwa festival ini bukan sekadar ajang olahraga semata. Ia menegaskan adanya misi besar di balik pelaksanaan festival yang bertujuan untuk menghidupkan kembali kesadaran serta keagungan Sungai Bengawan Solo.
“Kami ingin mempertahankan dan melestarikan kesinambungan budaya yang ada. Sungai ini memiliki sejarah yang penting sebagai jalur perdagangan dan peradaban masa lalu,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Festival Dayung ini secara tidak langsung berfungsi sebagai pengingat akan sejarah dan identitas yang terjalin antara masyarakat dan sungai. Sejarah ini memiliki makna yang dalam bagi warga, serta menjadi bagian dari warisan budaya yang tak ternilai.
Berbagai Komponen acara dalam Festival Dayung Bengawan Solo
Acara ini tidak hanya meliputi lomba dayung, tetapi juga berbagai pertunjukan budaya yang menambah daya tarik festival. Salah satunya adalah pertunjukan kolosal berjudul “Joko Tingkir Naik Rakit”, yang mengisahkan tentang kearifan lokal.
Selain itu, ada juga prosesi adat “Siram Tukon Banyu” yang melibatkan anak-anak dari empat dusun di Tejoasri. Ini mengedepankan keterlibatan masyarakat, sekaligus menyebarluaskan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam acara tersebut.
Melalui kombinasi berbagai kegiatan ini, festival memberikan ruang bagi warga untuk berpartisipasi aktif. Ini sejalan dengan visi untuk memperkuat ikatan komunitas dan memperkenalkan kekayaan budaya kepada pengunjung dari luar daerah.
Yusuf Bachtiar berharap agar festival ini bisa menjadi momentum untuk menunjukkan potensi Desa Tejoasri secara lebih luas. Ia meyakini bahwa semangat kolektif warga akan menciptakan dampak positif serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya.
Dalam pandangan Kepala Desa, festival ini juga bertujuan untuk menarik minat wisatawan. Dengan penampilan yang menawan, Tejoasri dapat menjadi destinasi yang terkenal untuk wisata budaya dan olahraga air.
Pentingnya Pelestarian Budaya dan Lingkungan di Sekitar Sungai
Dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan, ada nilai-nilai pelestarian yang hendak disampaikan. Sungai Bengawan Solo bukan hanya sebagai sumber kehidupan, tetapi juga merupakan simbol sejarah yang erat kaitannya dengan masyarakat lokal.
Festival ini diharapkan menjadi sebuah platform bagi warga untuk menyadari pentingnya menjaga lingkungan sekitar. Kesadaran ini sangat diperlukan agar generasi mendatang bisa mengerti dan merasakan nilai yang ada di dalam budaya serta sejarah sungai tersebut.
Yusuf mengingatkan bahwa menjaga sungai adalah bagian dari menjaga warisan peradaban. Lingkungan yang bersih dan terjaga akan membawa dampak positif bagi kesehatan warga dan kualitas hidup sehari-hari.
Festival Dayung ini bisa diibaratkan sebagai jembatan antara masa lalu dan masa depan. Di satu sisi, kita menghargai sejarah yang ada, sedangkan di sisi lain kita berupaya untuk memperbaiki dan menjaga ekosistem untuk generasi mendatang.
Dengan mengedepankan pendidikan tentang lingkungan dan budaya, diharapkan acara ini bisa menginspirasi banyak orang untuk lebih peduli terhadap apa yang ada di sekitar mereka. Saling menjaga ekosistem juga berarti saling menghargai warisan leluhur yang telah ada sejak dulu.
Prospek dan Harapan di Masa Depan untuk Festival Ini
Melihat keberhasilan festival ini di tahun-tahun sebelumnya, banyak pihak yakin acara ini akan semakin berkembang. Upaya yang dilakukan oleh Desa Tejoasri untuk mempromosikan acara ini sangat diperhitungkan.
Yusuf menegaskan bahwa festival ini tidak sekadar agenda tahunan, tetapi sebuah bagian dari proses yang lebih besar dalam merawat warisan budaya. Dengan dukungan dan partisipasi yang meluas, ia berharap festival ini dapat dikenal lebih luas.
Melalui promosi yang tepat, acara ini berpotensi menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah. Ini akan menjadi peluang bagi pengembangan pariwisata lokal serta mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.
Adanya festival ini diharapkan bisa menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya lokal. Masyarakat akan terdorong untuk beradaptasi dan ikut berperan dalam menjaga serta melestarikan budaya yang mereka miliki.
Ketika masyarakat bersatu untuk merayakan budaya yang ada, mereka juga menguatkan identitas diri mereka dalam konteks yang lebih luas. Dengan demikian, Festival Dayung Bengawan Solo tidak hanya menjadi sebuah program, melainkan sebuah gerakan masyarakat untuk mencintai dan melestarikan warisan nenek moyang.