www.portalkabar.id – Tim Balap Motor Kabupaten Malang mengalami tantangan berat di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IX 2025 Jawa Timur, di mana mereka gagal meraih medali emas. Ini menjadi pengalaman pertama bagi mereka dalam kompetisi balap motor di event Porprov.
Sekretaris II Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kabupaten Malang, Andika Fajar Kurniawan, mengungkapkan bahwa timnya berpartisipasi dalam tiga kelas dengan dua atlet yang ditugaskan. Pertanyaannya, dapatkah mereka bertanding dengan baik dalam kondisi yang kurang menguntungkan?
Performa Tim di Ajang Pertama
Dalam ajang ini, harapan awalnya adalah meraih dua medali emas dari tiga kelas yang diikuti, yaitu standar perorangan, modifikasi, dan standar beregu. Namun, dinamika di sirkuit menjadi penghalang. Andika menjelaskan, “Dengan kondisi kendaraan yang standar, setiap kompetisi sangat bergantung pada keterampilan individu para atlet. Ada insiden di lapangan di mana salah satu atlet kami, yang sudah berada di posisi keempat, mengalami tabrakan yang menyebabkan kembali terjatuh ke posisi terakhir.”
Walaupun tidak meraih hasil sesuai target, Andika memberikan apresiasi atas usaha yang dilakukan oleh para atlet. Ia berpendapat bahwa hasil ini adalah pembelajaran penting yang akan digunakan untuk evaluasi di kejuaraan yang akan datang. Ini juga menunjukkan betapa kompetitifnya ajang ini, di mana setiap kesalahan dapat berakibat fatal.
Persiapan untuk Masa Depan
Andika menambahkan bahwa ambisi IMI Kabupaten Malang tidak hanya sekadar meraih medali, tetapi juga ingin menjadi tuan rumah yang baik dalam penyelenggaraan acara ini. Penekanan pada infrastruktur yang diperlukan untuk ajang balap menjadi hal yang sangat penting. “Kami harus mempersiapkan venue sebaik mungkin, meski dengan anggaran yang terbatas, kami percaya diri dapat menunjukkan wajah baik Kabupaten Malang,” ungkap Andika.
Lebih lanjut, Andika berbagi tantangan yang mereka hadapi. Dalam upaya mengadakan balap motor, ia bahkan harus mengeluarkan biaya pribadi untuk memastikan semuanya berjalan lancar. “Kami talangin dulu anggarannya,” ujarnya singkat. Ini mencerminkan dedikasi dan komitmen yang tinggi dari Andika serta tim untuk sukses dalam ajang Porprov.
Pentingnya regulasi yang stabil juga ditekankan oleh Andika. Ia mencatat bahwa perubahan regulasi yang mendalam menjadikan persiapan atlet menjadi kacau. “Regulasi dari Provinsi seharusnya tidak berubah-ubah. Ketika ada perubahan pada spesifikasi kendaraan, seperti pada ban, di saat yang sangat dekat dengan waktu balapan, ini membuat kami kesulitan,” tuturnya. Keluhan ini menggambarkan tantangan yang lebih besar dalam persaingan antara kabupaten/kota yang mengikuti ajang ini.
Dengan semua tantangan ini, kita bisa menarik pelajaran penting untuk kejuaraan mendatang. Evaluasi setiap aspek dan penekanan pada stabilitas regulasi menjadi kunci untuk mencapai hasil yang lebih baik di masa depan. Ini bukan hanya tentang meraih medali, tetapi juga memastikan atlet dan tim mendapatkan pengalaman berharga dari setiap kompetisi.