www.portalkabar.id – Kejahatan penipuan di dunia kerja semakin marak, dan salah satu kasus yang mencuri perhatian adalah yang melibatkan seorang wanita berprofesi sebagai Lady Companion. Elliyah Fauziyah, warga Gresik, kini mendekam di balik jeruji besi setelah menjerat seorang pencari kerja, berujung pada kerugian finansial yang cukup besar bagi korban.
Peristiwa ini bermula saat Elliyah berkenalan dengan korban berinisial SI di sebuah warung bakso. Pertemuan ini membuka jalan bagi komunikasi intens di antara keduanya, yang kemudian membawa korban terjerat dalam praktik penipuan yang cukup terstruktur.
Tersangka dengan cerdik menawarkan pekerjaan yang menggiurkan dengan gaji bulanan yang tinggi, sehingga menumbuhkan harapan di benak korban yang tengah mencari pekerjaan. Segala iming-iming ini menjadi umpan dalam skema penipuan yang dirancang tersangka.
Detail Penipuan yang Dialami Korban dalam Pencarian Kerja
Elliyah, yang bukan hanya memikat dengan penawaran kerja tetapi juga membangun hubungan baik dengan korban, meminta surat lamaran kerja beserta sejumlah uang sebagai syarat pendaftaran. Korban pun mempercayai Elliyah dan membayar sekitar Rp 1 juta sebagai uang muka untuk proses lamaran kerja.
Setelah transaksi pertama, komunikasi terus berlanjut, dan muncul sosok bernama Khusnul yang merupakan fiktif serta diklaim sebagai atasan Elliyah. Melalui pesan WhatsApp, korban diminta untuk membayar Rp 24 juta lebih untuk kebutuhan seragam karyawan dan administrasi lainnya, tanpa rasa curiga.
Setiap permintaan pembayaran semakin menambah rasa percaya diri korban terhadap janji yang semu ini. Namun, seiring berjalannya waktu dan tidak adanya kejelasan mengenai pekerjaan yang dijanjikan, korban mulai merasakan ada sesuatu yang mencurigakan.
Tanda-tanda Kecurangan yang Dirasakan Korban
Setelah lebih dari sebulan menunggu, tidak kunjung ada panggilan kerja membuat korban memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut. Melakukan kunjungan ke rumah tersangka di Desa Peganden, Kecamatan Manyar, Gresik, akhirnya membuka tabir penipuan yang dideritanya.
Di rumah tersangka, korban menemukan dokumen lamaran kerjanya. Merasa dikhianati, korban pun meminta pengembalian uang yang telah dibayarkan kepada Elliyah, namun respon yang diberikan sangat mengecewakan.
Tersangka hanya mengembalikan Rp 6 juta dari total Rp 24 juta yang telah dibayarkan, dan sisa uang yang dijanjikan tidak pernah diterima oleh korban. Merasa tidak ada jalan keluar, korban akhirnya melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib.
Proses Penyelidikan dan Penangkapan Tersangka Penipuan
Pihak kepolisian yang menerima laporan segera melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. Dengan mengumpulkan bukti-bukti yang cukup, mereka mulai mengembangkan informasi untuk melacak keberadaan tersangka.
Setelah beberapa waktu, tersangka berhasil ditemukan dan ditangkap di sebuah tempat karaoke di Surabaya pada akhir Juli. Pengakuan tersangka di hadapan petugas menunjukkan bahwa uang hasil penipuan telah habis digunakan.
Elliyah mengaku menggeluti pekerjaan sebagai Lady Companion, yang mungkin menjelaskan mengapa dia mampu melancarkan penipuan ini dengan kepercayaan diri yang tinggi. Kasus ini menjadi pelajaran penting dalam dunia pencarian kerja, terutama bagi mereka yang tidak ingin terjebak dalam skema penipuan serupa.
Kesimpulan dan Saran untuk Calon Pencari Kerja
Peristiwa ini menyoroti betapa pentingnya kewaspadaan saat mencari pekerjaan. Calon pencari kerja harus selalu waspada terhadap tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan dan melakukan riset mendalam sebelum mengambil keputusan.
Selalu pastikan bahwa perusahaan tempat Anda melamar adalah resmi dan terpercaya. Jangan ragu untuk menanyakan rincian lebih lanjut dan mewaspadai individu yang meminta uang sebelum memberikan pekerjaan.
Penting bagi masyarakat untuk berbagi informasi mengenai praktik penipuan seperti ini agar dapat memperkecil risiko terjadinya hal serupa di masa mendatang. Kesadaran kolektif akan potensi penipuan dapat membantu melindungi individu dari kerugian finansial dan emosional.
