www.portalkabar.id – Lapas Kelas IIB Mojokerto telah meluncurkan sebuah program pembinaan yang berbeda dengan memanfaatkan seni tari sebagai alat untuk mengatasi masalah psikologis dan emosional bagi warga binaan perempuannya. Program ini bukan hanya berfungsi sebagai pengisi waktu, tetapi juga menjadi metode yang efektif dalam memulihkan mental dan jiwa para narapidana.
Dalam setiap sesi, peserta diajarkan oleh instruktur profesional yang berpengalaman. Pelatihan ini menggabungkan berbagai gerakan tari, baik tradisional maupun modern, yang disesuaikan dengan kemampuan dan minat individu, sehingga setiap gerakan yang dipelajari menjadi bentuk ekspresi diri yang menyatu dengan proses penyembuhan.
Kepala Lapas, Rudi Kristiawan, menyampaikan bahwa pendekatan melalui seni ini sangat penting dalam strategi pembinaan modern. Ia menjelaskan bahwa menjalani masa pidana seharusnya bukan sekadar tentang hukuman, tetapi lebih pada proses penyembuhan dan perbaikan diri yang berkelanjutan.
Melalui seni tari, warga binaan tidak hanya belajar tentang teknik gerakan, tetapi mereka juga diberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri dan meredakan perasaan tertekan. Setiap sesi menjadi wadah komunikasi yang sehat, memupuk semangat dan menjalin kedekatan antara warga binaan dan petugas lapas.
Keuntungan Psikologis dari Terapi Seni Tari bagi Narapidana
Dengan menjadikan seni tari sebagai bagian dari program pembinaan, Lapas Kelas IIB Mojokerto menciptakan suasana yang mendukung kesehatan mental. Latihan tari bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga memberikan ruang bagi individu untuk merasakan emosi dan mengekspresikannya dengan cara yang positif.
Keberadaan seni dalam kehidupan mereka memberikan rasa kedamaian dan harapan. Banyak warga binaan yang melaporkan bahwa mereka merasa lebih berdaya dan optimis setelah mengikuti sesi tari ini, yang membantu mereka untuk lebih siap menjalani waktu hukuman dengan lebih ringan.
Pentingnya terapi dengan seni dapat dilihat dari interaksi yang terjadi antar peserta, yang semakin mempererat ikatan sosial di antara mereka. Kolaborasi dalam mengembangkan gerakan tari juga membangun rasa solidaritas di dalam lapas, menjadikan mereka lebih saling mendukung dalam proses rehabilitasi.
Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tetapi juga pelajaran kehidupan yang berharga. Menghadapi tantangan bersama dan menemukan kebahagiaan dalam berkarya menjadi salah satu manfaat yang tak ternilai dari program ini.
Transformasi Identitas Diri Melalui Seni dan Gerakan
Seni tari memungkinkan warga binaan untuk mengeksplorasi dan mengubah bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri. Melalui gerakan yang terampil dan penuh makna, mereka bisa menemukan kembali identitas positif yang mungkin telah hilang selama masa tahanan.
Dalam beberapa kasus, proses pembelajaran tari ini membantu mereka untuk mencapai titik di mana mereka bisa merangkul masa lalu dan mengubahnya menjadi kekuatan untuk masa depan. Sebuah proses transformasi ini menjadi aspek penting bagi rehabilitasi sosial mereka ketika keluar dari lapas.
Peluang untuk berlatih dan mempersembahkan hasil karya seni memberi rasa pencapaian. Setiap penampilan menjadi momen yang dapat menyatukan mereka dan memberi makna baru pada hidup mereka, meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi stigma negatif yang sering melekat pada narapidana.
Dengan menjalani aktivitas yang produktif dan kreatif, warga binaan dapat menunjukkan kepada diri mereka sendiri, serta kepada orang lain, bahwa perubahan itu mungkin. Keterlibatan mereka dalam seni tari menjadi langkah awal menuju kehidupan yang lebih baik setelah menjalani masa hukuman.
Komitmen Lapas Mojokerto dalam Membangun Karakter Narapidana
Lapas Kelas IIB Mojokerto berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan pelatihan keterampilan kerja, tetapi juga untuk fokus pada pemulihan kesehatan mental dan pembangunan karakter. Melalui program ini, harapan untuk kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik semakin menguat.
Penting bagi mereka untuk memiliki bekal keterampilan yang menjadikan mereka lebih siap beradaptasi dalam masyarakat setelah bebas. Program pembinaan melalui seni tari adalah salah satu cara yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut, mengingat kemampuan mereka dalam mengekspresikan diri sangat dipengaruhi oleh kesehatan mental.
Program ini juga menjadi contoh bahwa rehabilitasi dapat berlangsung dengan cara yang menyenangkan dan kreatif. Fungsi rekreasional dari seni tari membantu mengalihkan pikiran dari hal-hal negatif dan mengarahkannya pada penciptaan kebahagiaan.
Diharapkan, setelah mengikuti program seperti ini, warga binaan dapat kembali ke masyarakat dengan semangat baru dan jiwa yang lebih sehat. Pembangunan karakter yang berkelanjutan akan membawa dampak positif bagi kehidupan mereka pasca-hukuman.