www.portalkabar.id – Desa Tawaran, yang terletak di Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban, memiliki sebuah tradisi yang tidak hanya menarik tetapi juga sarat makna. Festival Gunungan Tape, yang dilaksanakan setiap tahunnya, menjadi landmark bagi desa ini dan menonjolkan tape sebagai kuliner khas yang membanggakan, sekaligus memperlihatkan semangat kebersamaan masyarakatnya.
Tape yang dimaksud adalah makanan yang terbuat dari ketan, bukan dari singkong seperti yang biasa ditemui di banyak daerah lainnya. Dengan rasa yang manis dan tekstur yang legit, Tape Tawaran telah menjadikannya sebagai ikon kuliner yang terkenal hingga ke berbagai daerah, bahkan banyak yang menganggapnya sebagai tape terenak di Kabupaten Tuban.
Menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, festival ini digelar untuk merayakan tak hanya produk kuliner, tetapi juga potensi dan kesejahteraan yang dihasilkan dari kerja keras masyarakat. Festival Gunungan Tape bukan saja sebuah acara, melainkan simbol dari perekonomian yang berbasis pada potensi lokal yang dapat memberdayakan komunitas sekitar.
Pada festival yang diadakan pada Sabtu, 21 Juni 2025, masyarakat Desa Tawaran terlihat sangat antusias memeriahkan acara tersebut. Partisipasi tidak hanya datang dari penduduk lokal, tetapi juga masyarakat dari desa-desa sekitar dan dari luar daerah datang untuk merasakan keseruan tradisi ini, yang dikenal dengan “gerebek gunungan.” Dalam momen ini, tape dibagikan secara gratis kepada semua pengunjung yang hadir.
Sebelum sesi pembagian tape dimulai, ada enam gunungan yang dipersiapkan: satu gunungan berisi jajanan pasar dan empat gunungan lainnya terdiri dari hasil pertanian masyarakat. Masyarakat berarak membawa gunungan ini sejauh dua kilometer, perjalanan yang melewati jalan raya Blora, Jawa Tengah, hingga tiba di Lapangan Desa Tawaran, yang merupakan lokasi puncak dari acara tersebut.
Kepala Desa Tawaran, Mohammad Arif, mengungkapkan bahwa antusiasme masyarakat sangat terasa. “Banyak yang membuat kostum yang dihiasi dengan daun ploso, bahan yang digunakan untuk membungkus tape tawaran,” jelasnya. Hal ini menunjukkan inovasi dan kreativitas masyarakat dalam merayakan tradisi mereka.
Puncak dari acara festival diwarnai dengan beragam hiburan di panggung desa, termasuk tarian khas bernama Tasowan atau tari Ploso Tawaran. Tarian ini menjadi simbol penghormatan, ditunjukkan dengan penyerahan seikat tape kepada kepala desa dan Forkopimcam Kenduruan sebagai bentuk rasa hormat terhadap tradisi yang ada.
“Acara kirab gunungan tape berlangsung meriah. Ini bukan hanya sekadar makanan khas, tapi juga hasil bumi warga. Festival ini sudah berlangsung empat kali setiap tahunnya,” lanjut Arif dengan semangat yang terlihat jelas di wajahnya.
Festival Gunungan Tape tidak hanya menjadi atraksi budaya tetapi juga secara langsung berdampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat. Mayoritas penduduk desa terdiri dari petani dan pengusaha rumahan, terutama ibu rumah tangga yang sangat bergantung pada pembuatan tape dan jajanan pasar sebagai sumber penghidupan mereka.
“Saat ini, hampir ada 17 ibu rumah tangga di desa ini yang menjadi pelaku usaha dalam produk kuliner berupa jajanan tape. Angka ini belum termasuk para ibu rumah tangga lainnya yang juga berkontribusi dalam memproduksi tape, sehingga membantu meningkatkan perekonomian keluarga mereka,” tukas Arif. Hal ini menunjukkan betapa vitalnya peran perempuan dalam ekonomi desa.
Festival Gunungan Tape adalah lebih dari sekadar perayaan kuliner. Ini adalah manifestasi dari budaya, kebersamaan, dan ketahanan ekonomi lokal yang patut menjadi contoh bagi daerah-daerah lain. Dengan mengangkat potensi lokal dan merayakan hasil karya bersama, acara ini membawa dampak signifikan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Penting bagi masyarakat dan kepala daerah untuk terus mendukung tradisi semacam ini, karena melalui festival semacam ini, nilai-nilai sosial, budaya, dan ekonomi dapat berkembang secara berkelanjutan. Agar tradisi dan budaya yang berharga ini dapat terlestarikan dan diturunkan kepada generasi selanjutnya, perlu adanya kolaborasi antara seluruh elemen masyarakat.
Sebagai simbol dari semangat gotong royong, Festival Gunungan Tape menjadi ajang bagi masyarakat untuk bersatupadu dalam merayakan identitas mereka. Dengan demikian, tradisi ini tidak hanya akan menghibur, tetapi juga memberi pelajaran yang berharga tentang pentingnya menghargai dan melestarikan budaya lokal.
Dengan merayakan festival ini, Desa Tawaran tidak hanya memperkenalkan kulinernya, tetapi juga mendorong semangat komunitas untuk terus berkembang. Harapannya, acara ini dapat menginspirasi desa-desa lain untuk melakukan hal serupa, menggali potensi lokal, dan merayakannya bersama. Tradisi seperti ini merupakan aset berharga yang harus dijaga dan dilestarikan untuk masa depan yang lebih baik.