www.portalkabar.id – Suasana mencekam membayangi perlintasan kereta api Curah Tulis, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo pada malam yang gelap itu. Sebuah insiden tragis terjadi ketika minibus hancur setelah bertabrakan dengan Kereta Api Ranggajati yang melaju kencang dari arah timur.
Di tengah kepanikan dan kegaduhan, sopir minibus bernama Diaz yang merupakan warga Pilang, Kota Probolinggo, berhasil menyelamatkan diri tepat waktu. Dia keluar dari kendaraan hanya beberapa detik sebelum kereta datang, meskipun banyak warga yang menyaksikan peristiwa itu dengan ketegangan luar biasa.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini, meskipun momen menegangkan saat tabrakan itu direkam oleh warga dan segera viral di media sosial. Namun, kenyataan pahit tetap ada ketika minibus yang ditumpangi Diaz hancur berkeping-keping di tengah rel.
Kronologi Kecelakaan yang Menegangkan dan Menggugah Emosi
Dari keterangan beberapa saksi di lokasi kejadian, diketahui bahwa sebelum tabrakan terjadi, minibus tersebut mengalami pecah ban. Kendaraan itu terjebak di rel kereta dan mencoba untuk dikeluarkan oleh warga setempat, namun usaha mereka tampak sia-sia.
“Kami semua berusaha membantu, tetapi karena tenaga yang tidak cukup, upaya itu gagal,” ungkap Rizal, seorang warga yang menyaksikan kejadian tersebut dengan wajah yang terlihat pucat. Rasa panik memenuhi area tersebut saat semua orang berusaha menyelamatkan minibus yang terjebak di rel.
Dalam hitungan detik, kereta yang beratnya mencapai ribuan ton itu menghantam minibus dengan keras. Suara benturan logam memenuhi udara, dan dentuman itu membuat banyak orang berlari ketakutan jauh dari lokasi kejadian.
Respons dan Tindakan Setelah Kecelakaan Terjadi
Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, memberikan penjelasan resmi terkait insiden tersebut. Dia menyatakan bahwa masinis kereta telah berusaha mengerem darurat tetapi sayangnya jarak yang terlalu dekat menyebabkan kecelakaan tidak terhindarkan.
“Meskipun masinis telah memanfaatkan rem darurat, kereta tetap tidak bisa berhenti tepat pada lokasi kendaraan mogok,” kata Cahyo. Keterlambatan respons ini menjadi perhatian serius karena berkaitan dengan keselamatan di perlintasan kereta api.
Akibat tabrakan tersebut, kereta mengalami kerusakan pada bagian cowhanger atau bumper lokomotif yang bergeser hingga 3 hingga 4 sentimeter. Kereta terpaksa melanjutkan perjalanan dengan kecepatan sangat lambat menuju Stasiun Bayeman, meninggalkan rasa cemas bagi warga yang berada di sekitar rel.
Dampak Psikologis dan Kejadian yang Menghantui Warga
Meskipun insiden tersebut tidak memakan korban jiwa, dampaknya terasa sangat signifikan bagi seluruh warga yang menyaksikan kejadian itu. Banyak dari mereka yang merasa trauma dan ketakutan saat melintasi perlintasan kereta yang sama di masa mendatang.
“Jika sopir tidak cepat keluar dari mobil, mungkin cerita ini akan berakhir dengan tragedi yang lebih menyedihkan,” ujar Rizal, menambahkan bahwa peristiwa ini seharusnya menjadi pelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya keselamatan di perlintasan. Rasa syukur dan kelegaan menyelimuti warga karena mereka masih bisa melihat sopir tersebut selamat.
Keberanian dan refleks cepat Diaz dalam situasi tersebut patut diapresiasi. Dia bukan hanya menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga menambah kesadaran masyarakat tentang risiko yang ada di perlintasan kereta, yang sering kali dianggap sepele namun bisa berakibat fatal.