www.portalkabar.id – Kegiatan Pekan Budaya dan Festival Musik yang diadakan di Kota Kediri baru-baru ini berhasil menarik perhatian masyarakat setempat dan pengunjung dari luar daerah. Acara yang diselenggarakan selama dua hari ini menampilkan berbagai bentuk seni tradisional yang menjadi ciri khas budaya Indonesia.
Wakil Wali Kota Kediri, Qowimuddin, turut memberikan sambutan menarik mengenai pentingnya pelestarian budaya dalam membangun identitas bangsa. Dalam pernyataannya, ia mengingatkan bahwa semangat kemerdekaan harus dirayakan dengan cara yang melibatkan seni dan budaya sebagai pilar penting masyarakat.
Kegiatan ini tidak hanya menghadirkan pertunjukan seni, seperti Tari Jaranan dan Tari Kethek Ogleng, tetapi juga merangkum pameran musik, festival musik, dan bazar untuk UMKM. Semua ini bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi yang mungkin terpinggirkan dalam arus modernisasi.
Kediri: Sebuah Kota Budaya yang Kaya Tradisi
Kediri sebagai lokasi penyelenggaraan festival bukanlah tanpa alasan. Kota ini telah dikenal lama sebagai pusat budaya dan seni, mampu mempertahankan tradisi sambil mengadakan inovasi. Dalam sambutannya, Gus Qowim menekankan bahwa Kediri berkomitmen untuk menjadi kota budaya yang inklusif dan kreatif.
Dengan tema perayaan Hari Jadi Ke-1.146, yaitu “Kolaborasi Menuju Kota Kediri MAPAN,” acara ini bertujuan untuk memperkuat daya tarik wisata budaya. Festival ini diharapkan mampu menggerakkan ekonomi lokal dan memberdayakan UMKM, seniman, serta pelaku industri kreatif di daerah.
Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi para seniman untuk menunjukkan karya-karya mereka yang patut diapresiasi. Qowimuddin berharap partisipasi masyarakat dalam acara ini bisa memperkuat identitas Kediri sebagai kota budaya yang modern dan terbuka terhadap perubahan.
Pentingnya Mempertahankan Kebudayaan di Era Globalisasi
Globalisasi membawa berbagai tantangan, termasuk ancaman terhadap keberlangsungan budaya lokal. Dalam konteks ini, Pemkot Kediri dan Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk melindungi karya seni dan budaya yang ada di masyarakat. Perlindungan ini meliputi aspek hukum dan media budaya.
Ia menekankan bahwa isu kepunahan bahasa daerah dan klaim kekayaan intelektual oleh pihak asing harus menjadi perhatian bersama. Acara seperti Pekan Budaya dan Festival Musik ini berupaya menyebarluaskan kesadaran akan pentingnya menjaga budaya lokal.
Dalam sambutannya, Staf Khusus Menteri Kebudayaan, B.R.A. Putri Woelan Sari Dewi, menyatakan bahwa kegiatan ini lahir dari sinergi antara berbagai komunitas seni. Ini merupakan langkah yang tepat untuk memperkuat rasa cinta masyarakat terhadap warisan budaya.
Sinergi dalam Pelestarian Budaya Melalui Pendidikan
Kementerian Kebudayaan melalui program Gerakan Seniman Masuk Sekolah dan Belajar Bersama Maestro berupaya menjembatani dunia seni dan pendidikan. Program ini memfasilitasi generasi muda agar lebih mengenal, mencintai, dan memahami budaya mereka sendiri.
Dengan menyambungkan pendidikan seni dan praktik langsung, diharapkan generasi muda akan lebih terlibat dalam melestarikan budaya. Melalui acara ini, Kementerian membantu memberikan ruang bagi seniman untuk berkolaborasi dengan sekolah-sekolah.
Partisipasi anak-anak disabilitas dalam penampilan grup vokal menjadi salah satu momen yang paling mengharukan. Keberagaman yang ditunjukkan dalam pertunjukan menandakan bahwa seni mampu menyatukan semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.
Harapan Untuk Masa Depan Kebudayaan di Kediri
Dengan semangat kolaborasi, acara ini bukan hanya sebuah festival, tetapi juga gerakan untuk menciptakan dampak jangka panjang bagi masyarakat. Qowimuddin berharap hasil dari festival ini mampu memperkuat posisi Kediri sebagai destinasi wisata budaya yang menarik. Hal ini penting untuk perekonomian lokal yang sangat tergantung pada sektor pariwisata.
Pekan Budaya dan Festival Musik ini menjadi bukti nyata bahwa Kediri bisa menjadi pemimpin dalam pelestarian seni dan budaya. Upaya yang dilakukan melalui acara ini, diharapkan dapat menginspirasi kota-kota lain dalam menjaga dan merayakan identitas budaya mereka.
Kesuksesan acara ini memberikan sinyal positif bahwa masyarakat menunjukan antusiasme terhadap keberadaan budaya lokal. Dalam jangka panjang, tradisi yang terjaga akan membawa dampak positif bagi generasi mendatang.
Dari semua aspek ini, dapat kita simpulkan bahwa Kediri berkomitmen untuk menjadi kota yang tidak hanya kaya akan tradisi, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Kegiatan seperti ini harus terus didorong untuk meningkatkan rasa cinta terhadap budaya. Diharapkan setiap tahun, acara serupa bisa menjadi agenda tetap yang menjadikan Kediri semakin dikenal di kancah nasional dan internasional.