www.portalkabar.id – Kepolisian Resor Tuban baru-baru ini mengadakan sebuah silaturahmi dengan pengurus Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) Kabupaten Tuban. Kegiatan ini bertujuan untuk membahas polemik yang melibatkan situs Cagar Budaya Makam Sunan Bonang yang menjadi perhatian banyak pihak.
Acara tersebut dipimpin oleh Wakapolres Tuban, Kompol Achmad Robial, bersama dengan beberapa tokoh penting seperti Ketua dewan Kasepuhan PWI LS, KH. Suyono Anshori, dan perwakilan dari Kabupaten Malang, Muhammad Su’ud. Dalam pertemuan ini, semua pihak berkomitmen untuk menemukan solusi tanpa adanya provokasi lebih lanjut.
Wakapolres menekankan pentingnya komunikasi dalam menyelesaikan perkara ini. Di samping itu, ia juga menyampaikan terima kasih kepada PWI LS atas upaya mereka dalam meredakan situasi yang semakin panas.
Munculnya Polemik Mengenai Situs Sejarah Sunan Bonang
Polemik ini bermula dari video yang diunggah oleh Habib Husein Ba’agil, seorang tokoh dari Majelis Ta’lim Wal Maulid Ar-Ridwan. Dalam video tersebut, ia menyampaikan pandangan yang dinilai kontroversial mengenai Makam Sunan Bonang, yang secara otomatis menarik perhatian publik dan media sosial.
PWI LS, melalui Forum Komunikasi Pengurus PWI, merasa perlu untuk mengambil langkah tegas dengan melaporkan pernyataan Habib Husein ke Polda Jatim. Tindakan ini diambil untuk menghindari penyebaran berita bohong yang bisa berpotensi membahayakan masyarakat.
Oleh karena itu, komunikasi dengan berbagai lembaga seperti MUI dan Kemenag dilakukan untuk menjaga agar situasi tetap kondusif. Pihak kepolisian juga berusaha agar semua elemen dalam masyarakat dapat terlibat dalam penyelesaian masalah ini.
Langkah-langkah Penanganan Masalah Cagar Budaya
PWI LS juga telah membuat pengaduan resmi kepada Polres Tuban terkait dugaan tindakan penghancuran situs yang bersejarah ini. Laporan tersebut tidak hanya berkaitan dengan perusakan fisik makam, tetapi juga berfokus pada pengaburan sejarah yang dapat mempengaruhi pandangan masyarakat.
Dari laporan tersebut, pihak kepolisian berjanji untuk menanggapi dengan serius dan melakukan penyelidikan yang diperlukan. Kompol Robial mengungkapkan bahwa mereka akan memeriksa setiap bukti yang ada untuk mendalami dugaan pelanggaran hukum ini.
Tim penyidik juga akan dipersiapkan agar proses investigasi dapat dilakukan dengan lebih efisien dan transparan. Harapannya, langkah-langkah ini bisa menjamin perlindungan terhadap situs budaya yang memiliki nilai sejarah bagi masyarakat.
Reaksi Publik dan Sayembara yang Diumumkan
Di tengah situasi yang memanas, Habib Husein Ba’agil mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan. Ia menawarkan sayembara bagi masyarakat yang dapat membuktikan keberadaan makam yang disebut sebagai “palsu” Ba’alawi di sekitar makam Sunan Bonang.
Hadiah yang ditawarkan sangat menggiurkan, yakni satu miliar rupiah atau sebuah Mobil Alphard, yang tentunya menarik perhatian masyarakat luas. Sayembara ini justru menambah ketegangan di antara berbagai kelompok yang terlibat.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa mereka akan menyelidiki pernyataan tersebut lebih lanjut. Ini menandakan bahwa situasi masih dalam kondisi yang dinamis dan perlu pengawasan yang ketat dari semua pihak.