www.portalkabar.id – Pada tanggal 20 Agustus 2025, hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, menyebabkan longsor besar di Desa Kradinan. Material longsor dari tebing setinggi 200 meter menimpa SDN 2 Kradinan, merusak berbagai fasilitas di sekolah tersebut dan mengancam keselamatan siswa.
Kepala SDN 2 Kradinan, Tina Susanti, memberikan detail mengenai insiden tersebut yang terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Meskipun ada kerusakan serius, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan normal dengan beberapa penyesuaian yang dilakukan.
Meski lokasi sekolah tergolong aman dari ancaman longsor, sisi timur bangunan tepat berada di bawah tebing yang berpotensi longsor. Akibat insiden ini, beberapa ruangan termasuk toilet, ruang perpustakaan, dan ruang kelas 4 mengalami kerusakan parah.
Tina menyampaikan bahwa kerugian yang dialami sangat signifikan, mengingat pentingnya ruang-ruang tersebut untuk kegiatan belajar siswa. Namun, upaya untuk memulihkan keadaan segera dilakukan oleh pihak sekolah, warga, dan juga petugas BPBD setempat.
Proses Pemulihan Pasca Longsor yang Menjadi Prioritas Utama
Warga desa, bersama dengan komite sekolah dan petugas BPBD, langsung bergotong royong membersihkan material longsor yang menutup akses jalan utama. Keterlibatan masyarakat dalam membersihkan puing-puing adalah contoh nyata solidaritas di tengah musibah.
Upaya ini tidak hanya mencakup pembersihan, tetapi juga penyelamatan barang-barang sekolah yang masih bisa diselamatkan dari dalam ruangan. Tindakan ini menunjukkan betapa pentingnya kerjasama dalam menghadapi bencana.
Selama proses pemulihan, kepala sekolah memastikan bahwa semua siswa tetap bisa melanjutkan kegiatan belajar. Meski ada penyesuaian dalam metode pengajaran, semua upaya diambil untuk memastikan pendidikan siswa tidak terganggu.
Terutama bagi siswa kelas 1 dan 2, pembelajaran daring menjadi solusi sementara. Untuk siswa kelas 3 hingga 6, mereka tetap melakukan proses belajar di sekolah dengan penggabungan kelas untuk optimalisasi penggunaan ruang.
Tina menegaskan bahwa dengan semangat kolaborasi, sekolah diharapkan bisa segera pulih dan berfungsi kembali seperti sedia kala. Siswa kelas 4, yang terkena dampak langsung, akan dipindahkan sementara ke musala untuk kegiatan belajar.
Keselamatan dan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana Alam
Peristiwa longsor ini menjadi titik refleksi bagi pihak sekolah dan masyarakat akan pentingnya kesiapsiagaan bencana. Hal ini mencakup pengetahuan tentang bagaimana bertindak saat bencana mengancam dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk melindungi diri.
Sekolah juga mulai mengadakan pelatihan bagi siswa dan guru tentang penanganan bencana, termasuk pembuatan jalur evakuasi dan metode komunikasi yang efektif saat situasi darurat. Edukasi semacam ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan komunitas terhadap bencana alam.
Memastikan bahwa bangunan sekolah aman juga menjadi prioritas utama, dengan kajian berkala mengenai potensi risiko yang ada. Upaya penguatan struktur bangunan sangat penting untuk melindungi siswa dan staf dari kejadian serupa di masa yang akan datang.
Keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, sangat diperlukan dalam membangun kesiapsiagaan. Dengan demikian, langkah-langkah yang tepat bisa diambil untuk mengurangi dampak dari bencana yang mungkin terjadi.
Melalui kolaborasi yang solid, diharapkan masyarakat tidak hanya mampu bertahan tetapi juga bisa berkembang pasca-bencana. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya saling membantu sangatlah tinggi dalam komunitas.
Peran Komunitas dalam Mengatasi Dampak Bencana dengan Solidaritas
Pasca longsor, rasa solidaritas di antara warga desa tampak sangat kuat. Mereka saling bahu-membahu meskipun dalam situasi sulit, menunjukkan betapa pentingnya rasa kebersamaan dalam menghadapi tantangan.
Aktivitas warga tidak hanya terbatas pada pembersihan material longsor, tetapi juga meliputi pengadaan kebutuhan dasar bagi yang terdampak. Kegiatan penggalangan dana dan bantuan logistik pun dilakukan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi siswa dan keluarga mereka.
Partisipasi dari berbagai elemen masyarakat menunjukkan bahwa gotong royong bukan hanya sekedar nilai tradisional, tetapi praktik nyata yang dapat menghasilkan dampak positif. Komunitas yang solid akan lebih mudah pulih dari bencana dibandingkan yang tidak memiliki ikatan sosial yang kuat.
Kesadaran akan pentingnya saling mendukung akan terus ditanamkan, terutama di kalangan generasi muda. Pendidikan karakter tentang empati dan daya tahan perlu ditekankan agar nilai-nilai ini dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dengan semangat kebersamaan yang telah terbentuk, harapan untuk pemulihan dan perbaikan akan selalu ada. Masyarakat desa Kradinan membuktikan bahwa meskipun dalam keadaan sulit, kerja sama dapat membawa hasil yang positif untuk masa depan.
