www.portalkabar.id – Kediri – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana berhasil mengembalikan lebih dari 6.000 anak tidak sekolah untuk mendapatkan akses pendidikan. Capaian ini diperoleh melalui berbagai langkah taktis yang strategis dan terencana.
Menurut bupati yang akrab disapa Mas Dhito, penurunan angka anak tidak sekolah ini adalah hasil dari kerja keras berbagai sektor. Semakin banyak perhatian dan upaya kolaboratif membuat hal ini mungkin terwujud.
Strategi Pengembalian Anak ke Sekolah
Sebagai salah satu langkah yang sangat efektif, program pemberian beasiswa telah diluncurkan untuk mendukung anak-anak yang sebelumnya terputus dari pendidikan. Proses ini bukan hanya tentang memberikan bantuan, tetapi juga mengangkat semangat dan harapan para orang tua untuk mengirimkan anak mereka kembali ke sekolah.
Selanjutnya, program home visit teacher award atau penghargaan untuk guru yang melakukan kunjungan rumah juga diadakan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau anak-anak yang mungkin tidak bisa diakses melalui metode konvensional. Pendekatan ini diharapkan bisa meningkatkan interaksi antara guru dan siswa, serta menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif.
Data dari Dapodik menunjukkan, jumlah anak tidak sekolah yang mencapai hampir 12 ribu pada tahun 2024, kini berhasil ditekan hingga mencatat 5.027 pada awal Mei lalu. Ini menandakan bahwa inisiatif yang dilakukan mulai membuahkan hasil dan menjadi salah satu fokus utama yang selalu disampaikan oleh Mas Dhito.
Pentingnya Akses Pendidikan untuk Anak Difabel
Salah satu sorotan khusus dalam program ini adalah perhatian pada anak-anak difabel dan anak-anak yang mondok tanpa terdaftar di sekolah formal. Bupati Kediri memberikan kebijakan afirmatif yang mendorong seluruh satuan pendidikan untuk membuka akses bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Saat ini, lebih dari 270 sekolah di Kabupaten Kediri telah mengambil langkah untuk memberikan pendidikan bagi anak difabel. Selain itu, pemerintah juga menggelar pelatihan bagi 300 guru yang berfungsi sebagai pendamping, dan rencana untuk menambah 300 guru pendamping lagi dalam waktu dekat. Ini merupakan langkah konkret untuk memastikan setiap anak, tanpa terkecuali, memiliki akses pendidikan yang setara.
Menjelang tahun ajaran baru 2025-2026, pemerintah juga mewajibkan seluruh sekolah untuk menerima anak-anak berkebutuhan khusus saat Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) berlangsung. Kebijakan ini menjadi langkah penting untuk menintegrasikan anak-anak difabel ke dalam lingkungan pendidikan yang lebih luas dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi semua anak.
Pemerintah Kabupaten Kediri memiliki harapan besar agar dengan kembalinya anak-anak ke sekolah, mereka bisa melanjutkan mimpi dan cita-cita mereka. Tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk keluarganya, sehingga berdampak positif pada kesejahteraan keluarga di daerah ini. Khususnya, dengan menciptakan generasi yang terdidik dan produktif, diharapkan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Kediri bisa hilang dalam waktu 5 tahun ke depan.