www.portalkabar.id – Di tengah kesibukan dan tantangan kehidupan, dua pemuda asal Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, menunjukkan bahwa kerja keras dan inovasi dapat membuka peluang baru. Mereka berhasil membangun usaha pertanian hidroponik yang tidak hanya menguntungkan, tetapi juga memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Saiful Bahri dan Ferdiansyah adalah dua individu yang mengawali kegiatan agribisnis mereka berkat dorongan program inovasi pemerintah daerah, Jagoan Tani. Perjalanan mereka tidaklah mulus, karena banyak tantangan yang harus dihadapi. Dari usaha yang tadinya hanya mimpi, kini mereka bisa berdiri di atas kaki sendiri berkat ketekunan dan semangat yang tidak padam.
Usaha Saiful dimulai saat pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020, yang menjadi titik balik baginya untuk mengejar impian menjadi petani hidroponik. Setelah melihat pekerjaan Ferdiansyah di Pay Farm, Saiful pun tertarik untuk ikut serta. Belajar dan beradaptasi adalah langkah pertamanya, meski banyak kendala yang harus dia atasi di awal-awal usaha.
Dalam perjalanannya, Saiful belajar untuk mengembangkan kebun hidroponik dari nol. Dia memanfaatkan barang-barang sederhana untuk membuat greenhouse, dan meskipun sering mengalami kegagalan, ia terus berusaha. Dengan dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar, ia mampu mengembangkan usaha tersebut menjadi lebih besar.
Pertanian Hidroponik: Peluang di Tengah Krisis
Pertanian hidroponik menawarkan cara inovatif dalam bercocok tanam tanpa memerlukan tanah, sangat sesuai untuk situasi terbatas seperti di perkotaan. Saiful mengawali usahanya dengan tiang greenhouse dari bambu dan atap plastik sederhana. Melalui pengalaman, ia belajar untuk menyesuaikan teknik dan pilihan bahan yang lebih baik.
Kini, greenhouse miliknya telah memiliki ukuran 12 x 20 meter, yang memungkinkan untuk menanam hingga 4.500 lubang hidroponik. Dengan skala tersebut, Saiful menghasilkan selada dalam jumlah yang cukup signifikan, yaitu sekitar 10 hingga 20 kilogram per hari. Selada yang dipanen kemudian dijual ke berbagai gerai di Banyuwangi.
Saiful mengungkapkan bahwa penghasilan hariannya mencapai sekitar Rp200 ribu, membuat total pendapatan bulanan bisa mencapai Rp6 juta jika harga stabil. Penjualannya yang teratur menunjukkan keberhasilan dan keberlanjutan usaha yang dibangunnya. Ia membuktikan bahwa meskipun dimulai dari bawah, masih ada ruang untuk sukses di sektor pertanian.
Kesuksesan ini juga tidak lepas dari kolaborasi yang baik antara Saiful dan Pay Farm. Mereka saling berbagi pengetahuan dan sumber daya, memungkinkan keduanya untuk tumbuh bersama. Ini menunjukkan bahwa kerja sama dalam sektor pertanian benar-benar bisa menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.
Pay Farm dan Manfaat Program Jagoan Tani
Ferdiansyah menjelaskan tentang perjalanan Pay Farm, usaha yang didirikannya untuk membantu anak yatim dan dhuafa dengan konsep pertanian berkelanjutan. Dia juga mencatat bahwa program Jagoan Tani memberi banyak manfaat, termasuk akses ke pasar yang lebih luas. Berkat program tersebut, ia bisa mendapatkan pendampingan dan modal untuk mengembangkan usaha lebih jauh.
Sebelum bergabung dengan Jagoan Tani, Pay Farm hanya mampu menjangkau pasar lokal di desa. Namun, setelah partisipasi dalam program tersebut, mereka bisa menembus pasar yang lebih besar hingga kota Surabaya. Kerja sama dengan outlet salad terbesar di Surabaya menjadi bukti prestasi mereka yang semakin berkembang.
Dari program ini, Ferdiansyah merasakan ada tiga manfaat utama: akses relasi pasar yang lebih luas, dukungan modal untuk pengembangan usaha, dan pendampingan keterampilan yang sangat diperlukan. Hal ini memungkinkan Pay Farm untuk meningkatkan kapasitas produksi dan mengajak lebih banyak petani muda untuk bergabung.
Saat ini, Pay Farm memiliki sekitar 10 mitra, di mana Saiful adalah salah satunya. Dengan total 30 ribu lubang tanam, mereka saat ini mampu menghasilkan hingga 50 kilogram sayuran segar setiap harinya. Usaha ini menjadi contoh inspiratif bagi generasi muda lainnya bahwa pertanian bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
Pentingnya Mengembangkan Pertanian Berbasis Teknologi
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengungkapkan bahwa inisiatif seperti yang dijalankan oleh Saiful dan Ferdiansyah menunjukkan bahwa pertanian bukanlah cara hidup yang ketinggalan zaman. Melalui pendekatan inovatif seperti hidroponik, generasi muda dapat melihat potensi dan profitabilitas dalam sektor ini.
Ajakan Bupati untuk generasi muda turut serta dalam sektor pertanian sangat berarti, terutama di era digital saat ini. Dengan memanfaatkan teknologi, pertanian bisa menjadi lebih efisien dan produktif. Hal ini diharapkan mampu menarik minat anak-anak muda untuk lebih memperhatikan pertanian sebagai pilihan karier.
Pemkab Banyuwangi berkomitmen akan terus mendukung lahirnya petani-petani muda yang kreatif dan inovatif. Inisiatif seperti program Jagoan Tani diharapkan dapat terus menginspirasi masyarakat untuk menjadikan pertanian sebagai pilihan hidup dan sumber penghidupan yang layak. Tindakan nyata mereka bisa menjadi motivasi bagi banyak orang.
Sebagai contoh nyata dari keberhasilan ini, Saiful dan Ferdiansyah bisa menjadi panutan bagi generasi selanjutnya. Mereka menunjukkan bahwa meskipun banyak rintangan, dengan tekad dan semangat, siapa pun bisa menggapai impian mereka di bidang pertanian. Pertanian hidroponik kini menjadi pilihan yang menjanjikan dan signifikan dalam mengatasi masalah pangan.