www.portalkabar.id – Pagi yang cerah di Desa Kromong, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, pada tanggal 9 Agustus 2025, menyaksikan semangat tinggi masyarakat yang berbondong-bondong ke lokasi yang memiliki makna spiritual mendalam bagi mereka. Tempat itu bukan sekedar lokasi, tetapi sebuah simbol harapan dan rasa syukur kepada Tuhan atas pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang berjalan baik.
Warga desa menghadiri acara dengan membawa tumpeng, yang merupakan lambang rasa syukur yang mendalam. Mereka tidak hanya berkumpul untuk merayakan, tetapi juga melakukan doa bersama, dipimpin oleh seorang tokoh agama, untuk memohon kelancaran dan keberkahan bagi program TMMD.
Suasana di pagi itu sangat sakral, dikelilingi oleh angin sepoi-sepoi yang menambah suasana damai. Tradisi dan nilai-nilai luhur masyarakat yang terjaga dengan baik memberi warna tersendiri pada kegiatan ini, menunjukkan kedekatan mereka terhadap budaya yang telah turun temurun.
Masyarakat Kromong dikenal dengan kearifan lokalnya yang kental. Mereka mempersembahkan tumpeng dan melaksanakan doa sebagai simbol persatuan, harapan, dan rasa syukur untuk hasil kerja keras yang dilakukan bersama.
Kedamaian dalam Kebersamaan dan Tradisi yang Kuat
Pada acara tersebut, Kepala Desa Kromong, Hermawan, turut hadir untuk menyaksikan dan mendukung rasa syukur warga desa. Didampingi oleh Letda Mar Sugiarto, Komandan Peleton Satgas TMMD ke-125, keduanya merasakan semangat gotong royong yang kuat di antara masyarakat.
Letda Sugiarto menyatakan kebanggaannya terhadap dedikasi masyarakat yang telah terlibat aktif dalam pembangunan desa. Ia menyoroti bahwa keberhasilan program TMMD ini tidak hanya terletak pada pembangunan fisik, melainkan juga pada penguatan tali persaudaraan yang menjadi dasar komunitas yang harmonis.
“Bagi saya, ini bukan hanya sekadar pembangunan infrastruktur. Ini adalah tentang melestarikan nilai-nilai luhur yang membentuk identitas bangsa,” ungkap Letda Sugiarto, menunjukkan rasa apresiasinya terhadap masyarakat Kromong.
Program TMMD menjadi sarana untuk menggugah semangat gotong royong warga yang ada di pedalaman ini. Baik dalam aspek pembangunan fisik maupun sosial, kegiatan ini telah membawa dampak positif bagi kehidupan sehari-hari masyarakat.
Tantangan Geografis dan Semangat Membangun Desa
Kromong, terletak di daerah pegunungan, memang tidak mudah diakses. Jalan menuju desa ini melewati perbukitan kapur yang menjadi tantangan tersendiri bagi siapa pun yang ingin berkunjung.
Namun, kondisi geografis yang sulit tidak menyurutkan semangatnya untuk meningkatkan taraf hidup. Masyarakat bersatu untuk berkolaborasi dengan TNI dan pihak terkait untuk mewujudkan aspirasi pembangunan di desa mereka.
Kedekatan masyarakat dengan TNI dalam TMMD bukan saja terlihat dalam pelaksanaan proyek fisik, tetapi juga dalam berbagai kegiatan sosial yang memperkuat hubungan di antara mereka. Inisiatif seperti ini menunjukkan bahwa kerjasama antara masyarakat sipil dan militer dapat menghasilkan hasil yang saling menguntungkan.
Hermawan, Kepala Desa Kromong, menegaskan bahwa upaya ini bertujuan agar desa mereka dapat menjadi lebih maju. “Kami berharap kegiatan ini tidak hanya memberi dampak fisik tetapi juga menjaga adat dan budaya kami,” ujarnya, menekankan pentingnya keselarasan antara pembangunan modern dan pelestarian budaya.
Warisan Budaya dan Semangat Gotong Royong di Kromong
Dalam pelaksanaan TMMD, masyarakat Kromong tidak hanya fokus pada aspek pembangunan fisik, melainkan juga pada pelestarian warisan budaya. Tradisi seperti membawa tumpeng dan melaksanakan doa bersama sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas mereka.
Acara ini menunjukkan bagaimana kolaborasi antara masyarakat dan TNI tidak hanya menciptakan infrastruktur, tetapi juga menghormati dan merayakan warisan budaya yang ada. Dengan setiap langkah yang diambil, masyarakat semakin memperkuat kontribusi mereka terhadap pembangunan yang berkelanjutan.
Ujung dari kegiatan ini adalah upaya menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera, di mana setiap orang merasa terlibat dan memiliki peran. “Dengan adanya TMMD, kami berharap persatuan ini akan tetap terjaga, sambil terus maju ke arah yang lebih baik,” ungkap Hermawan penuh optimisme.
Secara keseluruhan, pelaksanaan TMMD di Kromong bukan sekedar berkaitan dengan aspek fisik, melainkan sebagai sarana untuk menjaga keberagaman budaya dan memperkokoh solidaritas warga. Ini menjadi bukti bahwa pembangunan yang melibatkan masyarakat, dapat membawa dampak positif dalam menciptakan harmoni dan semangat kebersamaan.