www.portalkabar.id – Di tengah pergolakan informasi yang beredar, SDN Kedungdalem 2 di Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, terjebak dalam isu tentang dugaan pungutan liar (pungli). Kepala sekolah, Endang Purwaningsih, merespons cepat untuk meluruskan informasi yang menurutnya tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Endang mengonfirmasi dengan tegas bahwa pihaknya tidak pernah melakukan pungutan terhadap wali murid, baik itu berupa iuran wajib maupun kesepakatan untuk kegiatan tertentu. Ia menekankan bahwa segala kegiatan di sekolah tersebut berlandaskan pada program pendidikan yang sudah ditetapkan.
“Yang ada di sekolah kami adalah pentas seni, bukan acara perpisahan seperti yang diberitakan. Kegiatan ini mendukung kreativitas siswa dan dihadiri semua siswa dari kelas 1 hingga 6, beserta wali murid dan tamu undangan,” ujarnya pada suatu kesempatan.
Lebih lanjut, Endang menyatakan bahwa seluruh pendanaan untuk kegiatan pentas seni tersebut sepenuhnya berasal dari Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana ini digunakan untuk berbagai kebutuhan acara, mulai dari dekorasi hingga peralatan yang diperlukan.
Menanggapi isu soal pungutan, ia menjelaskan bahwa sekolah hanya memfasilitasi program tabungan sukarela yang diusulkan oleh orang tua siswa. Program ini bertujuan untuk mendukung kegiatan akhir tahun, namun dijalankan secara transparan dan sukarela, tanpa adanya paksaan.
“Semua keputusan terkait pungutan tidak pernah ditetapkan oleh sekolah. Kami hanya mengelola tabungan yang diminta oleh wali murid, dan jumlahnya pun ditentukan sendiri oleh mereka,” ungkapnya dengan tegas.
Pentingnya Keterbukaan Dalam Pengelolaan Keuangan Sekolah
Endang juga menunjukkan bahwa proses ini selalu diawasi oleh Ketua Komite Sekolah yang merupakan seorang pengacara. Ini menegaskan bahwa segala kebijakan yang dibuat oleh sekolah harus sepenuhnya akuntabel dan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Ia menjelaskan bahwa munculnya isu ini berawal dari kedatangan seseorang yang mengaku sebagai perwakilan organisasi masyarakat. Saat itu, Endang sedang tidak berada di tempat dan tamu tersebut bertemu dengan seorang guru untuk klarifikasi.
“Sayangnya, saya tidak tahu pasti tentang maksud kunjungan tersebut. Beberapa saat kemudian, informasi yang tidak benar mulai bermunculan di masyarakat,” lanjutnya.
Dalam menghadapi berita yang berkembang, Endang merasa perlu untuk menjelaskan kepada publik tentang kondisi sebenarnya. Dia menolak keras tuduhan yang menyatakan bahwa dana yang terkumpul mencapai belasan atau bahkan puluhan juta rupiah.
“Saya sangat bingung dengan angka-angka tersebut. Sekolah kami tidak pernah menerima jumlah uang sebanyak itu untuk kegiatan apapun,” tegasnya mengungkapkan kebingungan atas sumber informasi yang tidak jelas.
Menjawab Tuduhan Tanpa Dasar yang Merugikan
Endang menjelaskan bahwa kabar mengenai dana Rp10.000 yang konon untuk perbaikan fasilitas sekolah juga tidak berdasar. Semua kebutuhan pendidikan siswa tetap dibiayai dari dana BOS dan tidak ada pungutan luar biasa yang terjadi.
Ia menggarisbawahi bahwa informasi yang beredar berasal dari satu laporan siswa di antara total 329 murid. Dalam penelusurannya, ternyata dua wali murid yang disebutkan sebagai pelapor membantah telah mengajukan keluhan seperti yang diberitakan.
Menanggapi hal ini, Endang sudah memenuhi undangan klarifikasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo. Pertemuan ini bertujuan untuk menjelaskan secara rinci semua proses dan mekanisme pengelolaan keuangan serta kegiatan sekolah.
“Saya sangat berterima kasih kepada Dinas Pendidikan yang memberikan kesempatan untuk menjelaskan kondisi kami. Harapannya adalah masyarakat tidak langsung percaya pada informasi sepihak,” ujarnya dengan penuh harapan.
Klarifikasi yang disampaikannya bertujuan untuk meredakan ketegangan dan kesalahpahaman yang timbul akibat berita yang menyesatkan. Ia merasa sangat penting untuk menjaga transparansi di sekolah demi kebaikan pendidikan anak-anak.
Kepentingan Pendidikan dan Akuntabilitas Sekolah
Di akhir pernyataannya, Endang memberikan apresiasi kepada wali murid serta ketua komite sekolah yang selalu mendukung keberlangsungan kegiatan positif di sekolah. Hubungan baik ini dianggapnya sangat penting untuk kemajuan pendidikan di SDN Kedungdalem 2.
“Kami berharap klarifikasi ini bisa menghilangkan kesalahpahaman yang tengah berkembang di masyarakat. Kami ingin berfokus pada tugas utama kami, yaitu mendidik anak-anak dengan baik,” imbuhnya.
Selama ini, sekolah telah dikelola dengan prinsip transparansi. Prestasi siswa yang membanggakan merupakan bukti nyata dari upaya dan kerja keras semua pihak yang terlibat.
“Kami berharap isu ini tidak merusak reputasi sekolah hanya karena informasi yang belum terverifikasi. Kami ingin terus bekerja dalam suasana yang tenang dan kondusif untuk mendidik generasi penerus,” pungkasnya dengan semangat yang tinggi.