www.portalkabar.id – Di tengah tantangan yang dihadapi oleh petani tebu di Jawa Timur, suara mereka semakin gemuruh. Ubaidillah Amin, tokoh muda NU dan Ketua Dewan Pembina Relawan Prabowo-Gibran, menjadi perantara bagi keluhan tersebut yang semakin santer terdengar dari berbagai daerah.
Mengunjungi beberapa wilayah seperti Malang, Banyuwangi, dan Probolinggo, Gus Ubaid, demikian ia akrab disapa, mencatat kekecewaan para petani terhadap harga jual tebu yang terus merosot. Pembelian harga ini berasal dari Pabrik Gula, mengindikasikan adanya masalah yang lebih dalam daripada sekadar faktor cuaca.
Harga tebu yang anjlok jelas merugikan petani yang selama ini telah bekerja keras. Meskipun cuaca cukup baik untuk pertumbuhan tebu, para petani merasa ada permainan yang tidak adil di balik harga yang ditetapkan oleh pabrik gula.
Faktor-faktor Penyebab Penurunan Harga Tebu di Jawa Timur
Petani tebu di Jawa Timur memberikan keterangan bahwa rendahnya harga tebu tahun ini diakibatkan oleh berbagai faktor. Salah satu alasan utama yang disampaikan adalah rendahnya rendemen, meskipun kondisi cuaca terbilang cukup mendukung.
Cuaca yang panas dan kering disertai hujan sesekali seharusnya mendukung pertumbuhan tebu yang optimal. Para petani memberikan penjelasan bahwa dengan kondisi tersebut, seharusnya rendemen bisa mencapai angka yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
Di sisi lain, ada anggapan di kalangan petani bahwa sistem penetapan harga oleh Pabrik Gula tidak transparan. Mereka menunjukkan kecurigaan terhadap adanya permainan harga yang menguntungkan pihak pabrik tetapi merugikan petani di lapangan.
Pentingnya Transparansi Dalam Penetapan Harga Tebu
Transparansi dalam sistem penentuan harga rendemen sangatlah krusial untuk mencegah praktik yang merugikan petani. Menurut Gus Ubaid, petani menginginkan adanya audit yang jelas terhadap sistem yang diterapkan di Pabrik Gula.
Melakukan audit akan membuka tabir kecurigaan dan menciptakan kepercayaan antara petani dan pabrik. Petani ingin agar mereka diberikan hak untuk bersuara dan berpartisipasi dalam proses penetapan harga, bukan hanya diwakili oleh Koperasi Unit Desa (KUD) atau pihak tertentu.
Kondisi ini merupakan cerminan kebutuhan untuk menciptakan keadilan dalam sistem harga tebu yang lebih transparan dan akuntabel. Dengan demikian, petani dapat bekerja tanpa rasa khawatir akan hasil yang tidak adil.
Peran Pemerintah dalam Memperbaiki Nasib Petani Tebu
Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah konkrit dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi petani tebu. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah pembuatan kebijakan yang lebih berpihak kepada petani.
Kebijakan yang adil dan transparan dapat menciptakan iklim positif bagi pertanian tebu di Jawa Timur. Ini akan mendorong petani untuk terus berproduksi dengan semangat, tanpa khawatir akan peluang usaha mereka yang terancam.
Dengan memberikan ruang bagi petani untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, pemerintah dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara petani dan industri. Hal ini sangat diperlukan untuk mencapai keberlanjutan dalam sektor pertanian tebu.
Harapan dan Masa Depan Pertanian Tebu di Jawa Timur
Dalam situasi yang sulit ini, harapan para petani tetap menyala meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan. Mereka yakin jika semua pihak, terutama pemerintah, mendengarkan keluhan dan aspirasi mereka, masa depan pertanian tebu bisa lebih cerah.
Petani berharap agar mereka tidak hanya dianggap sebagai pihak yang menjual hasil pertanian, tetapi juga sebagai mitra dalam industri gula. Kerjasama ini dapat membuka peluang untuk inovasi dan peningkatan kualitas produk.
Dengan langkah-langkah yang tepat, masa depan pertanian tebu di Jawa Timur dapat diraih dengan lebih baik. Keberlanjutan dan kesejahteraan petani adalah hal utama yang perlu diperjuangkan oleh semua pihak terkait.
